Lembar Kerja 1
Analisis Struktur Batin dan Struktur Fisik Puisi
Nama : Sugianti
NUPTK : 7437754655300013
Asal Sekolah : SMPN
84 Jakarta
Mengerjakan
LK Tagihan : Menganalisis
Struktur Batin Puisi
1. Nyanyian Gerimi Karya Soni Farida Maulan
Telah kutulis jejak hujan
Pada rambut dan kulitmu yang basah. Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu
Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma
Yang saling memahami gairah terpendam
Dialirkan sungai ke muara
Sesaat
kita larut dalam keheningan
Cinta
membuat kita betah hidup di bumi
Ekor cahaya berpantulan dalam matamu
Seperti
lengkung pelangi
Sehabis
hujan menyentuh telaga
Inikah
musim semi yang sarat nyanyian
Juga tarian burung-burung itu?
Kerinduan bagai awah gunung berapi
Sarat
letupan. Lalu desah nafasmu
Adalah
puisi adalah gelombang lautan
Yang
menghapus jejak hujan
Di pantai hatiku. Begitulah jejak hujan
Pada
kulit dan rambutmu
Menghapus
jarak dan bahasa
Antara
kita berdua
198
No.
|
|
Struktur
Batin Puisi
|
1
|
Tipologi
a. Kata Kuntum pada baris kedua setelah titik dan tidak diikuti kata lain menggambarkan
bahwa kesendiri dan merasa sangat kesepian.
Pada baris selanjutnya dapat kita maknai bahwa orang yang sendiri tersebut
ternyata sedang dilanda rasa rindu.
b. Pada bait ke dua dan bait ke tiga,
susunan tidak beraturan tetapi terkesan indah. Keindahan
yang dinikmati dari sebuah kebersamaan.
c. Pada bait ketiga ketidakberaturan ini
mewakili tarian burung-burung dan juga awah gunung berapi serta gelombang
lautan.
|
Tema
Dalam
puisi ini penyair mengangkat tema tentang kerinduan kepada kekasih.
Terbukti pada baris-baris puisi berikut
ini:
Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar
seluas kalbu
Kemudian
dikuatkan lagu lewat baris puisi berikut:
Kerinduan bagai awah gunung
berapi
Sarat
letupan.
Karena
kerinduan yang amat sangat kepada sang kekasih sehingga penyair membayangkan
kekasihnya di kala hujan gerimis.
|
2
|
Diksi
Pemilihan kata oleh penyair. Karena
puisi bersifat pemadatan, maka pilihan kata harus sesuai dan menimbulkan
suatu yang estetis. Pemilihan kata juga harus mewakili makna yang akan
disampaikan. Dalam menciptakan karyanya, penyair seringkali memasukkan
kata-kata yang sulit kita telaah dan kita mengerti maksudnya. Dalam puisi
Nyanyian Gerimis terdapat kata Ekor cahaya yang maknanya kilatan
cahaya, berpantulanyang bermakna pancaran mata yang berbinar-binar, juga
terdapat kata tarian burung-burungdan Di pantai hatiku yang
terkesan indah dan penuh makna
|
Perasaan
Mengemukakan usaha si aku yang akan
cinta dan pengagumannya terhadap seorang gadis, yang dikisahkan sebagai
kuntum/bunga (gadis). Si aku merasakan jatuh cinta dengan gadis itu,
membayangkan setiap keindahan yang terjadi. rasa rindu yang kerap melanda si
aku hingga ia merasa tidak ingin meninggalkan sang gadis tercinta.
|
3
|
Pengimajian /Citraan
a. Penglihatan, seolah kita dapat
melihatnya dengan nyata. Ekor
cahaya berpantulan dalam matamu.
Seperti lengkung pelangi
b. Perasaan,
seolah kita dapat merasakan.
Yang
saling memahami gairah terpendam
Dialirkan
sungai ke muara
c. Pendengaran,
seolah kita dapat mendengarkan.
Sarat
letupan. Lalu desah nafasmu
|
Nada
Nada
puisi “Nyanyian gerimis” dapat dilihat
dari bait,
Telah kutulis jejak hujan
Pada rambut dan kulitmu yang
basah. Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar
seluas kalbu
semakin
terlihat nada puisi tersebut dinyatakan oleh penyairnya dengan eksplisit.
Karena pembaca dapat membayangkan langsung nada dan suasana puisi tersebut. Kesepian yang dirasakan oleh penyair tanpa kekasih hati.
|
4
|
Majas/Gaya bahasa
Penggunaan kata-kata untuk mencapai
efek tertentu. Dalam puisi Nyanyian Burung terdapat majas sebagai berikut:
a. Majas
personifikasi, majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah dapat hidup. Dipetik hangat percakapan juga gerak
sukma
b. Majas
metafora
Ekor
cahaya berpantulan dalam matamu
c. Majas
simile
Seperti
lengkung pelangi
Kerinduan
bagai awah gunung berapi
|
Amanat
Penyair mengungkapkan
rasa kesepiannya dan kerinduannya dengan menghayalkan datangnya kekasih yang
menghibur hati. Sehingga penyair semakin yakin akan cintanya yang terpisah
oleh jarak dan waktu. Yang memberikan amanat kita harus saling percaya dan
terus setia pada kekasih hati meskipun jauh dimata namun selalu dekat dihati
kita. Asalkan kita menjaganya
|
5
|
Rima / Irama adalah persamaan bunyi pada puisi.
Sedangkan Irama berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan
kalimat atau lagu kalimat. Pada puisi Nyanyian Gerimis, rima dan irama tidak
terlalu menonjol, karena pada puisi ini aspek isilah yang lebih ditonjolkan.
Bait
1(a-u-u-u-a-a-a)
Bait
2 (a-i-u-i-a)
|
|
6
|
Kata Konkret
Kata-kata
ini dapat berhubungan dengan kiasan atau lambang. Dalam puisi Nyanyian
Gerimis terdapat kata konkret diantaranya:
a. Demi
kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu (seorang
yang sangat kesepian)
b. Dipetik
hangat percakapan juga gerak sukma (kerinduan
akan seseorang untuk sekadar menghilangkan rasa kesepiannya)
c. Yang
saling memahami gairah terpendam (saling
merasa rindu, walaupun tidak bertemu cukup seolah bertemu dalam angan)
d. Ekor
cahaya berpantulan dalam matamu (mata
seorang yang dirindukan hadir dan tampak berbinar-binar bahagia)
e. Kerinduan bagai awah gunung berapi (sangat
rindu meluap-luap tak terbendung)
|
2. Menganalisis Struktur Fisik
Puisi
Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Joko Damono
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yang berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Taka ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
(hujan bulan juni, 1994)
NO
|
|
Struktur
Batin Puisi
|
1
|
Tipologi
a. Bentuk
puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri,
pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
b. Menggunakan
huruf kecil baik pada awal baitnya maupun pada awal tiap barisnya.
c. Penyair
tidak menggunakan kaidah-kaidah dalam puisi seperti jumlah suku kata pada
kata di tiap barisnya.
d. Penyair
menandai bahwa puisi ini berbeda dengan puisi-puisi yang lain. Selain tidak
digunakannya huruf kapital, penyair juga menggunakan tanda titik koma pada
akhir baris pertama hingga baris ke tiga, sedangkan
pada baris terakhir menggunakan tanda titik sebagai akhir dari puisi tersebut
|
Tema
Percintaan dimana seseorang yang tidak
mengungkapkan perasaaan rindu atau cintanya terlihat pada larik-larik
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak
terucapkan
Diserap pohon bunga itu
|
2
|
Diksi
Kata-kata
yang digunakan pada puisi ini mudah untuk dipahami, contoh pada
kata “Pada suatu hari nanti” pembaca bisa mengerti maksud dari
puisi ini bahwa menceritakan sesuatu yang akan datang.
Lalu
pada kata “Jasadku tak akan ada lagi”sudah jelas bahwa suatu saat nanti
tokoh ku tidak akan ada lagi di dunia ini. dan kata-kata pada bait
selanjutnya mudah dipahami karena lebih ke makna yang sebenarnya.
|
Perasaan
Penyair merasa sedih karena pada
suatu hari nanti ia akan meninggalkan sosok Kau pada puisi ini yang bisa
berarti pembaca, tetapi ia pun senang karena walaupun suatu hari nanti ia
tiada, tapi ia tetap menemani dan keberadaannya itu digantikan oleh
larik-larik sajak dan kenangan indah semasa hidup.
|
3
|
Pengimajian /Citraan
Pengimajian
atau pencitraan adalah suatu kata atau kelompok kata yang digunakan untuk
mennggunakan kembali kesan-kesan panca indera dalam jiwa pembaca.
a.
Penglihatan:
Jasadku
tak akan ada lagi
Tapi
dalam bait-bait sajak ini
Tapi di
antara larik-larik sajak ini
Impianku
pun tak dikenal lagi
Namun
di sela-sela huruf sajak ini
Kau
takkan letih-letihnya ku cari
b. Pendengaran:
Suaraku tak terdengar lagi
c. Perasa
:
Kau takkan kurelakan sendiri
Kau
akan tetap kusisati
|
Nada
Nada
adalah sikap penyair terhadap pembaca. Sikap penyair pada puisi ini adalah
lembut dan halus karena ia menjelaskan bahwa walau suatu hari nanti ia tidak
ada, tapi karya-karyanya akan selalu ada menemani para pembaca.
|
4
|
Majas/Gaya bahasa
Kau takkan kurelakan sendiri
Kau akan
tetap kusiasati
Kau takkan
letih-letihnya kucari
Pada
kata-kata tersebut menggunakan majas metafora karena mengumpamakan sesuatu
dengan larik, bait dalam sajak.
|
Amanat
Amanat
dari puisi ini adalah bahwa penyair ingin menyampaikan kesetiaannya kepada
pembaca walaupun ia sudah tidak adi, pembaca tak usah sedih. Karena dia tetap
setia dan tetap bisa menemani pembaca dengan karya-karya nya.
|
5
|
Rima / Irama
Pada
puisi ini semua baitnya mempunyai akhiran i yang memberikan kesan kesetiaan,
pengandaian dan rayuan terhadap sesuatu yang akan dihadapi.
|
|
6
|
Kata Konkret
Kata
kongkret adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama, tetapi
secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi pemakainya.
Atau dengan kata lain, kata-kata itu dapat menyaran kepada arti yang
menyeluruh. Seperti pengimajian, kata yang dikongkretkan juga erat
hubungannya dengan penggunaan kiasan dan lambang.
Pada
puisi ini kata kongkret terdapat pada kata
Namun di sela-sela huruf sajak
ini
Kau takkan letih-letihnya
kucari
Penyair
mengiaskan bahwa kehidupan itu disamakan dengan sela-sela huruf pada
kata-kata dalam sajak, yang penyair tak lelah atau letih mencari tujuannya.
|
3. SENJA DI PELABUHAN KECIL
(Chairil Anwar,1946)
Buat Sri Aryati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang-gudang, rumah tua , pada cerita
Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada yang berlaut,
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam, ada juga kelepak elang
Menyinggung muram,desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini, tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi, aku sendiri, Berjalan
Menyisir semenanjung, masih penggap harap
Sekali tiba di ujung dan sekali selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa berdekap
No.
|
|
Struktur Batin Puisi
|
1
|
Tipologi
Pada
puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar terdapat enam bait dengan pola
2-1-2-1. Tiap bait puisinya berbeda, pada bait pertama, ketiga dan kelima
terdapat dua larik sedangkan bait kedua, keempat, dan keenam terdapat satu
larik.
|
Tema :
cinta atau cinta
yang menyebabkan
kedukaan. Bait pertatama, penyair merasakan
cintanya yang
hilang. Hatinya begitu terpukul. Hatinya mati ibara tidak berlaut. Bait
kedua penyairmerasa jiwa sepi, kelam, sehingga kelepak elang dapat didengar. Harapan bertemu dengan kekasihnya timbul
tenggelam.
|
2
|
Diksi
Diksi
yang terdapat pada puisi “Penerimaan” terdapat beberapa kata yang memakai
konotasi, seperti:
Bak:
bagaikan
Kembang
sari: wanita perawan atau keperawanan
Tunduk:
menghadapkan wajah kebawah (malu)
Tentang:
dekat dihadapan muka (menemui)
Cermin:
alat pantul atau bayanga
|
Perasaan :
Perasaan penyair
saat menulis puisi begitu merasa sedih, mengggambarkan kedukaan,
kesepian, dan
kesendirian. Hal itu disebabkan oleh kegagalan cintanya dengan Sri
Ayati.
|
3
|
Pengimajian /Citraan
Citraan
gerakan yang terdapat citraan penglihatan yang terdapat pada kalimat “kapal,
perahu tiada berlaut menghembus diri, desir hari berenang, tidak bergerak dan
kini tanah dan air tidur hilang ombak, berjalan menyisir semenanjung”.
Dominannya
citraan gerakan tersebut di atas sangat sesuai dengan apa yang disampaikan
penyair melalui puisi tersebut, yaitu mengenai patah hati seseorang yang
cintanya ditolak.
|
Nada :
Penyair menceritakan
kegagalan cintanya dengan nada ratapan yang sangat mendalam.
lukanya begitu
dalam.
|
4
|
Majas/Gaya bahasa
a.
pada puisi tersebut terdapat majas
personifikasi seperti pada ungkapan “ini
kali tidak ada yang mencari cinta, kapal, perahu tiada berlaut menghembus
diri, Gerimis mempercepat kelam, desir hari lari berenang, tanah dan air
tidur hilang ombak”.
b. Personifikasi
majas yang meletakkan sifat insani yang tidak bernyawa idea yang abstrak. “
ada juga kelepak elang yang menyinggung muram, menyisir semenanjung”.
c. Majas
hiperbola ini memberikan gambaran bahwa seseorang yang patah hati karena
cintanya ditolak seperti tidak mungkin mendapatkan cintanya bersama seorang
wanita.
|
Amanat :
Penyair ingin
mengungkapkan kegagalan cinta yang dapat menyebabkan
seseorang kehilangan segala-galanya. Cinta yang yang begitu dalam
akan menyebabkan seseorang menghayati arti
sebuah kehilangan.
|
5
|
Rima / Irama
Secara
keseluruhan pada puisi “Senja di Pelabuhan Kecil” ditemukan unsur bunyi yang
bernada rendah dan sedih, hal ini tampaknya serasi dengan yang ingin
diungkapkan penyair pada puisi ini. Puisi tersebut membicarakan mengenai
seseorang yang patah hati karena cintanya ditolak. Penyair memilih vokal a
karena terasa berat dan rendah dan konsonan t, ng, k, n, dan p lebih cocok
untuk melukiskan suasana yang sendu.
|
|
6
|
Kata Konkret
Pada
puisi “Penerimaan” terdapat kata konkret seperti bak kembang sari sudah
terbagi artinya wanita yang sudah kehilangan keperawanannya. Sedangkan dengan
cermin aku berbagi artinya si “aku” tidak ingin wanitanya mendua bahkan
dengan bayangannya sekalipun.
|
Terima kasih atas sharing datanya ya Bu... sangat bermanfaat untuk saya.
BalasHapusTerima kasih atas materi analisis puisuinya. analisis puisi tersebut sangat membantu saya dalam mengajari siswa. sukses selalu.
BalasHapusTerima kasih banyak untuk analisisnya. Berkat Anda tugas saya selesai
BalasHapus