Setelah dibuka secara resmi oleh Prof.Dr.Mahsun, M.S,
lokakarya Standarisasi Kemahiran Berbahasa Indonesia dimulai dengan tes Uji Kemampuan Bahasa Indonesia (UKBI).
Tes yang diikuti oleh narasumber utama dan narasumber
pemdamping hanya diikuti oleh 20 orang dari
peserta keseluruhan yang berjumlah 44 orang.
Tes UKBI dilakukan bukan untuk menguji kemampuan peserta
lokakarya, namun lebih bersifat sebagai pengenalan apa itu UKBI dan bagaimana
bentuk tes itu yang sebenarnya. Pihak panitia menyebutkan “Sebelum narasumber
dan peserta mengkaji lebih jauh tentang UKBI, ada baiknya peserta yang belum
mengenal UKBI diberikan pengenalan melalui tes”.
Seperti halnya tes-tes formal lainnya, sebelum melaksanakan
tes peserta diberikan arahan dan simulasi selama 25 menit dengan bentuk soal
yang sama dengan tes sesungguhnya.
Tes UKBI yang berlangsung lebih kurang 2 jam itu hanya
menyelesaikan 3 seksi dari 5 seksi tes
yang harus di selesaikan dalam tahapan tes yang sebenarnya. Tiga seksi tes yang
dimaksud adalah seksi 1 (mendengarkan), seksi
2 (merespon kaidah), dan seksi 3 (membaca). Sedangkan seksi 4 (menulis)
dan seksi 5 (berbicara)belum bisa diberikan dengan alasan keterbatasan sarana
dan waktu. Perolehan hasil UKBI ke 20
peserta tersebut akan disampaikan kepada peserta di hari kedua sebelum
pelaksanaan kegiatan berlangsung. Jadi pihak panitia mengambil 3 seksi yang
memungkinkan untuk dilakukan di ruangan hotel ini dan hasil bisa dikelola
secepatnya.
Meskipun peserta tes berasal dari kalangan profesi dan
pejabat,namun yang namanya tes tetap saja membuat peserta serasa “gimana gitu?”.
Deg-degan sudah pasti. Seperti yang
dialami oleh Bapak Teguh perwakilan dari Antara, yang tidak nyenyak karena
termimpi-mimpi “diposisi mana skor UKBInya nanti?.
Hasil tes UKBI 20 orang peserta tersebut menyebutkan, 10%
berada ( marjinal), 9% (semenjana),52% (madya), 24% (unggul), dan 5% (sangat
unggul).
Dua peserta yang memperoleh skor marjinal bukan karena
kemampuan berbahasanya sangat minim, namun yang bersangkutan keliru memahami
perintah pada soal seksi ke dua (pemahaman kaidah) sehingga jawaban dari seksi
ini salah semua.
Gambaran hasil tes ini sekali lagi hanya sebagai pemetaan
saja, bukan penilaian. Karena tes dilaksanakan usai pembukaan dimana peserta belum mempunyai
waktu istirahat yang cukup setelah menempuh macetnya jalanan ibu kota. Apalagi
mereka yang berasal dari luar daerah, seperti perwakilan Forum Dosen yang di
wakili oleh UGM, dan perwakilan Forum Rektor yang diwakili peserta dari Medan.
Belum lagi suhu ruangan yang begitu dingin dan peserta yang mulai mengantuk.
Tes dimulai pukul 20.00-22.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar