media dan sumber belajarnya sugianti bisri

Tips Memilih Sekolah Menengah

Sugianti Bisri | Kamis, Mei 07, 2015 |

Mau pilih yang mana,bingung nih kebanyakan brosur? Kalimat yang dilontarkan oleh siswa usai Ujian Nasional karena banyaknya brosur yang mereka dapat selama sepekan ini. Tidak usah bingung akan ke mana setelah lulus SMP, yuk kita simak yang satu ini.
A.    Mengenal Sekolah Menengah
Berdasarkan Undang-Undang tahun 2003 pasal 18 tentang system penidikan Nasional, ada dua jenis sekolah menengah yang bisa menjadi alternative melanjutkan sekolah setelah SMP,yaitu Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
1.   Sekolah Menengah Umum (SMU) yang dikelola Dinas Pendidikan dan   Madrasah Aliyah (MA) yang dikelola Departemen Agama.
Sekolah menengah umum atau yang sering juga disebut senior high school adalah jenjang pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (perguruan tinggi). Untuk SMU diselenggarakan program khuus sesuai dengan kepeminatan siswa yaitu : Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Program Bahasa.  Sepertihalnya SMU, Madrasah Aliyah (MA) siswa MA juga memilih salah satu jurusan  yang ada,yaitu : Ilmu Alam,Ilmu Sosial,Ilmu-Ilmu Agama,dan Bahasa.  Mulai tahun ajaran 2012/2013 pemilihan jurusan sudah diterapkan dari kelas sepuluh ketika mereka mendaftar secara online.

2.   Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Sekolah  Menengah Kejuruan merupakan salah satu jenis sekolah lanjutan setelah SMP yang bertujuan mempersiapkan siswa memasuki lapangan kerja dengan mengembangkan sikap profesional,mempersiapkan siswa agar mampu memilih karier,dan menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha. Siswa yang melanjutkan ke SMK  lebih banyak dibekali keterampilan untuk memasuki dunia kerja dengan penekanan keahlian tertentu.
Ada Sembilan kelompok kejuruan yang bisa menjadi  pertimbangan pemilihan jurusan sesuai dengan minat,yaitu:
a.    Kelompok Teknologi  dan Industri  (STM Umum)
b.    Kelompok Bisnis Managemen (SMEA)
c.    Kelompok Seni Kerajinan
d.    Kelompok Pariwisata
e.    Kelompok Kesejahteraan Masyarakat (Pelayanan Masyarakat dan Pengembangan Masyarakat)
f.     Kelompok Kesenian
g.    Kelompok Olahraga/Sekolah Atllit
h.    Kelompok Agama (Madrasah Kejuruan) dibawah naungan Departemen Agama
i.      Kelompok Keehatan dan Obat-Obatan
Pada kelompok ini ada Sekolah Menengah Analisis Kesehatan (SMAK),Sekolah Perawat (SP) dan Sekolah Menengah Farmasi (SMF)

B.  Tips Mempersiapkan Diri Memasuki SMU
Melanjutkan sekolah jangan asal memilih sekolah,yang penting sekolah dan mendapatkan ijazah. Ada hal-hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan,agar sekolah yang kita pilih menjadi sekolah yang sesuai dengan kebutuhan anak dan berhasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan.  Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menjatuhkan pilihan ke sekolah menengah tertentu.
1.   Pastikan tujuan individu yang bersangkutan.
Akan kemana yang bersangkutan setelah menyelesaikan sekolah menengah? Jika yang bersangkutan akan melanjutkan ke perguruan tinggi,maka pilihlah jenjang  pendidikan SMU. Sebaliknya,jika setelah lulus ingin berkarier maka sebaiknya memilih SMK. Dalam pemilihan jenis sekolah menengah ini,harus dipertimbangkan juga kemampuan ekonomi keluarga. Harus melibatkan orang tua dan siswa yang bersangkutan. Jangan sampai kepeminatan siswa memilih SMU karena ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi namun kekuatan ekonomi keluarga tidak mendukung. Akhirnya setelah menyelesaikan SMU yang bersangkutan secara akademis memiliki bekal yang cukup untuk melanjutkan sekolah namun ekonomi tidak mendukung sedangkan untuk mencari kerja tidak mempunyai keterampilan sesuai kebutuhan dunia usaha. Akhirnya malah mencetak pengangguran.

2.   Pertimbangkan bakat dan minat yang dimiliki siswa.
Setiap anak mempunyai bakat yang berbeda-beda,bakat yang dimiliki seseorang merupakan salah satu factor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Seseorang yang mengikuti pendidikan disekolah menengah jika disadarkan pada bakat dan minat dibanding dengan hanya disadari oleh salah satunya.
Seseorang yang memilih sekolah hanya karena minat tidak didasari oleh bakat/kemampuan akan menjadi hambatan dalam proses pembelajaran. Menjadikan siswa malas (motivasi belajarnya rendah). Akibanya hasil belajar yang diperolehpun tidak maksimal.

3.   Karakter siswa
Pertimbangkan sifat yang dimiliki diri sendiri. Ada yang teliti,sabar,pekerja keras,inovatif,kreatif,dll. Sifat dasar seseorang juga mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar.
Contoh: Rahma orangnya suka bekerja keras namun  ia tidak sabaran,tidak bisa bekerja dibawah pengawasan dan sifatnya yang pembersih kadang jijik melihat hal-hal tertentu. Rahma memilih melanjutkan Sekolah Perawat (SP) karena anjuran orang tua dan teman-temannya yang banyak juga melanjutkan ke sana. Pada saat praktik di Rumah Sakit,Rahma merasa tertekan karena dia tidak mampu melayani pasien yang mempunyai karakter berbeda-beda (cenderung ingin dilayani) yang harus menuntutnya berkikap sabar dalam melayani pasien seperti membersikan badan ,menyuapi atau yang lainnya sebagai tugas perawat. Akibatnya nilai Rahma dalam praktik tidak memuaskan.

4.   Seberapa Banyak Ekskul Yang Dikembangkan di Sekolah Tersebut
Meskipun ekskul hanya berupa pelajaran tambahan,namun adanya ekskul dapat membantu siswa mengembangkan bakat yang dimiliki sehingga apa yang sudah dikuasainya itu tetap terpelihara dan berguna untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Ekskul yang beragam juga memberikan kesempatan siswa mengembangkan diri sesuai dengan minatnya,memacu diri untuk terus berkreasi,menambah teman,menambah pengalaman yang tidak di dapat di bangku sekolah, selain itu anak-anak bisa menanfaatkan waktu sepulang sekolah secara positif.

5.   Jarak tempuh Sekolah dengan tempat tinggal
Faktor jarak juga menjadi pertimbangan khusus dalam pemilihan sekolah apalagi bagi mereka yang tinggal di perkotaan yang sarat dengan kemacetan dan harus berpacu dengan waktu. Mungkin sekolah yang dituju memang ada di satu sekolah yang lokasinya cukup jauh dari tempat tinggal kita. Namun jika memaksakan diri untuk melanjutkan ke sana,pertimbangkan kemampuan fisik anak yang bersangkutan. Jika mereka harus berangkat lebih awal dan sampai kembali dirumah sudah petang,kapan waktunya mereka istirahat dan belajar/mengulang materi pelajaran yang diberikan di kelas. Dikelaspun anak tidak konsentrasi belajar karena lelah diperjalanan  Jika keungan memungkinkan untuk meng-Koskan siswa juga harus dipertimbangkan kemandirian anak dan resiko yang terjadi. Pilih sekolah yang lebih dekat dengan rumah meskipun kwalitasnya tidak sebagus sekolah tujuan. Dengan bimbingan dan pengawasan yang intensif hasilnya juga bisa maksimal.

6.   Lingkungan Sekolah
Sekolah yang bagus namun lingkungan sekolah tersebut tidak mendukung untuk perkembangan anak juga wajib jadi bahan pertimbangan. Jangan malas untuk mensurvei lokasi yang belum kita ketahui secara persis sebelum menjatuhkan pilihan. Seberapa banyak warnet yang memfasilitasi game online di sekitar sekolah, berapa banyak warung yang ada disana yang menyediakan rokok dan apakah tempat itu menjadi lokasi strategis bagi bagi siswa untuk nongkrong usai jam sekolah? Adakah siswa dari sekolah lain disekitar sekolah itu yang nongrong-nongkrong sekedar menghisap rokok,main game pada jam sekolah? Jika hal ini kita abaikan,bukan berate kita juga menjerumuskan anak kedunia yang sama. Perkembangan anak yang masih labil akan sangat mudah terpengaruhi oleh lingkungan negative yang ada disekitarnya jika sejak dini orang tua sendiri tidak menanamkan agama yang kuat. Jika kita tidak mampu mengawasi kegiatan anak secara maksimal,lebih baik pikerkan ulang sebelum menjatuhkan pilihan.
Banyak kasus yang terjadi disekitar karena orangtua mengabaikan hal ini,misalnya:
a.    Si A datang ke sekolah menangis,setelah di tanya laptop yang ia bawa diminta pemuda yang nongkrong di pinggir jalan menuju sekolah. Si anak dipaksa menyerahkan laptop yang baru ia beli jika tidak mau diperkosa. Lokasi sekolah memang berdekatan dengan anak-anak pecandu narkoba yang sering meminta paksa barang-barang berharga siswa yang melintas jika kecanduan dan tidak punya uang untuk membeli obat.
b.    Si B yang sering bolos sekolah. Setelah dikonformasi dengan orang tua ternyata setiap pagi si anak selalu berangkat dari rumah. Usut punya usut ternyata si anak menghabiskan waktu di warnet bermain game online.

Demikian tips yang saya sampaikan,agar anak-anak dan para orang tua 
tidak salah memilih sekolah menengah. Semoga sekolah yang mereka pilih
memang benar-benar sekolah yang tidak hanya bermutu tetapi mewakili bakat
dan kemampuan siswa,sehingga bisa menghasilkan generasi yang mampu 
bersaing sesuai dengan tujuan dan bidang ilmu yang mereka tekuni.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar