BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat
menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat
untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
Setiap pendidik harus memahami
perkembangan kurikulum, karena merupakan suatu formulasi pedagogis yang paling penting dalam konteks
pendidikan, dalam kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yang dilakukan
membantu siswa dalam mengembangkan potensinya berupa fisik, intelektual,
emosional, dan sosial keagamaan dan lain sebagainya.
Dengan memahami kurikulum, para pendidik dapat memilih
dan menentukan tujuan pembelajaran, methode, tekhnik, media pengajaran, dan
alat evaluasi pengajaran yang sesuai dan tepat.
Pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan
program pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang
studi dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang
dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan
tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya
yang pelaksanaannya tidak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah.
Jika
diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing
peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui akumulasi
sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini proses pendidikan
Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara serampangan, tetapi
hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia paripurna (insan kamil)
yang strateginya telah tersusun secara sistematis dalam kurikulum pendidikan Islam.
B. Permasalahan
Dari latar belakang
masalah di atas,maka muncul perntannyaan:
1.Apa tujuan dari pendidikan islam?
2.Apa saja yang termasuk content pendidikan islam?
3.Metode pembelajaran
apa dan sarana apa saja yang dibutuhkan dalam pendidikan islam
BAB
II
PEMBAHAHASAN
A.Tujuan Pendidikan IslamBBBBBBBBBBBBB
1.Pengertian Tujuan
Pendidikan Islam
Istilah
“tujuan“ atau “sasaran”, dalam Bahasa Arab dinyatakan dengan “ghayat atau andaf
atau magasid” dan dalam bahasa inggris dinyatakan dengan “goal atau purpose”
Secara
umum istilah tersebut berarti perbuatan yangdilaksanakan untuk suatu maksud tertentu.Tujuan menurut Zakiyah Daradjat, adalah sesuatu yang diharapkantercapai setelah suatu usaha atau kegiatan
selesai. Sedangkan menurut H.M.Arifin, tujuan itu bisa jadi menunjukkan
kepada (masa depan) yang terletak suatu jarak tertentu yang tidak
dapat dicapai kecuali dengan usaha melalui proses tertentu. Tujuan pendidikan islam adalah untuk mencapaikeseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh danseimbang
yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran,diri manusia yangrasional,
perasaan dan indera.
Menurut Hasan Langgulung,
tujuan pendidikan agama harus mampu mengakomodasikan tiga fungsi utama agama, yaitu fungsi spiritual yang berkaitan dengan akidah dan iman, fungsi psikologis yang berkaitan dengantingkah laku individual termasuk nilai-nilai
akhlak yang mengangkat derajat
manusia kederajat yang lebih sempurna, dan fungsi social yang berkaitandengan aturan-aturan yang
menghubungkan manusia dengan manusia lain.
2.
Fungsi Tujuan Pendidikan Islam.
Tujuan tertinggi
Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan
Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan
berlakuumum, karena sesuai dengan konsep ketuhanan yang mengandung
kebenaran mutlak dan universal. Tujuan tertinggi tersebut dirumuskandalam satu istilah yang disebut “insan kamil ”. Dalam tujuan pendidikan islam, tujuan tertinggi ini pada akhirnya sesuai dengan
tujuan hidup manusia dan peranannya sebagai makhluk ciptaan Allah,serta merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
ingin diwujudkan dalam pribadi anak didik. Dengan
demikian indikator dari insan kamil tersebut adalah menjadi hamba Allah.Tujuan sejalan dengan
tujuan hidup dan penciptaan manusia, yaituuntuk beribadah kepada Allah. Dalam hal ini pendidikan memungkinkan manusia memahami dan menghayati tentangTuhannya,
sehingga semua peribadatannya dilakukan dengan penuh
penghayatan dan kekhusu’an terhadapNya.
Menghantarkan subyek
didik menjadi khalifah Allah fil ard
yang mampu memakmurkan bumi,melestarikannya,dan mewujudkannya rahmad
bagi alam sekitarnya sesuai dengan tujuan penciptaannya,dan sebagai konsekuensinya setelah menerima islam sebagai pedoman
hidup.
Untuk memperoleh kesejahtraan kebahagiaan hidup diduniasampai akhirat. Seperti firman Allah SWT yang artinya: “ dancarilah
apa yang dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)kampung akhirat, dan
janganlah kamu melupakan kebahagiaandari (kenikmatan) duniawi”.
(Q.S. Al-Qashash :77).4.)[1]
b.Tujuan Umum
Tujuan umum
berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapatdiukur karena menyangkut perubahan sikap,
perilaku dan
kepribadian peserta didik. Tujuan ini berlaku bagi siapa saja tanpa dibatasi ruangdan
waktu, dan menyangkut diri peserta didik secara total.Tujuan umum pendidikan
Islam menurut Al-Abrasyi diantaranya.
1.Untuk
mengadakan pembentukan akhlak yang mulia.
2.Persiapan
untuk kehidupan dunia dan akhirat.
3.Persiapan
untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi manfaat.
4. Menumbuhkan semangad ilmiah pada pelajar dan
memuaskan keingintahuan dan memungkinkan
ia mengkaji ilmudeni ilmu itu sendiri
5. Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknikal dan pertukangan
supaya dapat menguasai prinsip hidup
bermasyaraka
B. Kontens
Pendidikan Islam
Mengingat bahwa
fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan. Maka kurikulum itu isinya luas sekali.
Menurut
Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaitu:
a.Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan. Dengan lebih tegas
lagi orang yang bagaimana yang
ingin kita bentuk dengan kurikulum tersebut.
b. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data,
aktifitas-aktifitas dan pengalaman- pengalaman dari mana terbentuk kurikulum
itu. Bagian inilah yang disebut mata pelajaran.
c. Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk
mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka ke arah yang dikehendaki
oleh kurikulum.
d. Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan
menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan kurikulum
tersebut.
Maka diketahui
bahwa suatu kurikulum mengandung atau terdiri atas komponen-komponen:
a.tujuan,
b. isi,
c. metode
atau proses belajar-mengajar,
d. evaluasi.
Komponen di
atas saling berkaitan. Komponen tujuan mengarahkan atau menunjukkan sesuatu yang hendak dituju dalam
proes belajar-mengajar. Komponen isi menunjukkan materi proses belajar-mengajar
tersebut. Materi (isi) itu harus relevan dengan tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan tadi. Komponen proses belajar-mengajar mempertimbangkan kegiatan
anak dan guru dalam prose belajar-mengajar. Adapun komponen evaluasi adalah
kegiatan kurikuler berupa penilaian untuk mengetahui berapa persen tujuan tadi
dapat dicapai.
C. Metode Pembelajaran dan Sarana Prasarana
Pendidikan Islam
Metode Pembelajaran Islam yang umum diterapkan dalam
dunia pendidikan diantaranya:
1.Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru
di muka kelas. Peran seorang murid
disini sebagai penerima pesan, mendengar memperhatikan, dan mencatat
keterangan-keterangan guru.
2.Metode Diskusi
Metode
diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih,
berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi,
saling mempertahankan pendapat dan memecahkan sebuah masalah tertentu.
3.Metode Tanya Jawab
Tanya jawab adalah penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada murid atau dapat juga
dari murid kepada guru.
4.Methode Pembiasaan
Metode
ini adalah : sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik
berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan agama islam. Contohnya
ayat pengharaman khomer.
5.Metode Keteladanan
Metode
ini maksudnya: hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang dari
oranng lain, namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang
dapat dijadikan sebagai alat pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik,
sesuai dengan pengertian uswah dalam ayat-alqur'an.
6.Metode Pemberin Ganjaran
Maksud
metode ini adalah: pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku baik anak
didik. Macam-macam ganjaran: pujian yang indah, imbalan materi/hadiah, doa,
tanda penghargaan, wasiat pada orang tua.
7.Metode Pemberian Hukuman
Metode ini keblikan dari metode pemberian ganjaran yang mana
kelebihan dan kekuragannya hampir sama. metode ini adalah jalan terakhir dalam
proses pendidikan
8.Metode Sorogan
Inti metode ini adalah
berlangsungnya proses belajar mengajar secara face to face, antara guru dan murid.
9.Metode Bandongan
Menurut zamarkhasy dhofier yaitu
sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang membaca, menerangkan dan sering
kali mengulas buku-buu islam dalam bahasa Arab.
10.Metode Mudzakarah
Adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan
bahan pelajaran dengan jalan mengadaka pertemuan ilmiah yang secara khusus
membahas persoalan yang bersifat keagamaan, nama lainnya majmaal al-buhust.
Mudzakarah di bedakan menjadi2: yaitu 1. mudzakarah yang diselenggarakan oleh
sesam santri untuk membahas suatu msalh, 2. mudzakarah yang dipimpin oleh
seorang kyai, dimana hasil mudzakarah diajukan untuk dibahas dan dinilai dalam
suatu seminar.
11.Metode Kisah
Suatu cara dalam menyampikan suatu
materi pelajaran dengan menutuurkan materi pelajran dengan menuturkan secara
kronologis tentang bagaiman terjadinya sesuatu hal yang sebenarnya terjadi
ataupun hanya rekaan belaka. Metode kisah didunia pendidikan yang tidak
diragukan kebenaranny adalh yaitu: Qur'ani dan kisah nabi.
12.Metode Pemberian Tugas
Dimana guru memberikan sejumlah
tugas terhadap murid muridnya untuk mempelajari sesuatu , kemudian mereka
disuruh untuk mempertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru bisa
berbentuk memperbaiki, memperdalam, mengecek, mencari informasi, atau menghafal
pelajaran. Metode Sosio-Drama : yaitu suatu metode mengajar dimana
guru memberikan kesempatan kepada murid untuk Metode 13.Simulasi :
penekanan dalam metode simulasi adalah pada kemampuan siswa untuk berimitasi
sesuai dengan objek yang diperankan. Dan pada titik finalnya siswa mampu untuk
mendapatkan kecakapn bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi yang
sebenarnya.
14.Metode Kerja Lapangan
Yaitu merupakan suatu cara mengajar
yang bertujuan memberikan pengalaman kerja nyata bagi anak didik diluar kelas (
dimana saja bisa). Metode ini hakekatnya merupakan penyempurnaan dari metode
kerja kelompok, karya wisata, dan eksperimen, bahkan tanya-jawab
15.Metode Demonstrasi
Adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatakan bagaimana berjalannya
suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa. Dapat digunakan dalam
penyampaian bahan pelajaran fikih. Langkah-langkah penerapan metode
demonstrasi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
16.Metode Kerja Kelompok
Istilah kerja kelompok memgandung arti bahwa siswa-siswa
dalam suatu kelas dibagi kedalam beberapa kelompok besar maupun kecil yang
didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama. [2]
D. Sarana
Prasarana Pendidikan Islam
Sarana
pendidikan adalah semua fasilitas yang secara langsung dan menunjang
proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat
berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efesien. Sedangkan yang dimaksud
dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman,
kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi dimanfaatkan secaralangsung
untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran
biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen
tersebut merupakan sarana pendidikan.
FUNGSI JENIS DAN SIFAT SARANA
DAN PRASARANA
Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau
dari fungsi, jenis atau sifatnya, yaitu:Pertama, Ditinjau
dari fungsinya terhadap PBM. Sarana dan prasarana pendidikan ada yang
berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan dan ada
yang berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap
PBM. prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya
tidak sangat menentukan), termasuk dalam prasarana pendidikan ini adalah tanah,
halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah,
jaringan jalan, air, listrik,telepon, serta perabot/mobiler.
Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya
sangat menentukan) terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat
peraga, alat praktek dan media pendidikan.
Kedua, Ditinjau
dari jenisnya.Fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan
fasilitas
nonfisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu
segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran
untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis,
komputer, perabot, alat peraga, model, media, dan
sebagainya.Fasilitas nonfisik yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau
kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk
memudahkan ataumelancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, uang.
Ketiga, Ditinjau
dari sifat barangnya.Sarana dan prasarana pendidikan dapat dibedakanmenjadi
barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung
pelaksanaan tugas. Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkanmenjadi
barang habis-pakai dan barang tak habis pakai.
1) Barang
habis-pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu dipergunakan, dan
dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai
habis atau tidak berfungsi lagi, seperti kapur tukis, tinta, kertas,
spidol, penghapus, sapu dan sebagainya. (KeputusanMenteri Keuangan Nomor
225/MK/V/1971 tanggal 13 April 1971).
2) Barang
tak-habis-pakai ialah barang-barang yang dapat
dipakai berulang kali serta tidak susutvolumenya semasa
digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi
tetap memerlukanperawatan agar selalu siap-pakai untuk
pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer,mesin
stensil, kendaraan, perabot, media pendidikan dan
sebagainya.
Sedangkanbarang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atautidak bisa dipidahkan, seperti tanah,
bangunan/gedung, sumur, menara air, dan sebagainya.
SARANA DAN PRASARANA DALAM
KONTEKS PENDIDIKAN ISLAM
Dalam
al-Qur’an juga ditemukan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa pentingnya sarana dan
prasarana atau alat dalam pendidikan.Makhluk Allah berupa hewan yang dijelaskan
dalam al-Qur’an juga bisa menjadi alat dalam pendidikan. Seperti nama
salah satu surat dalam al-Qur’an adalah an-Nahl yang artinya lebah. Dalam ayat
ke 68-69 di surat itu Allah menerangkan yang artinya adalah sebagai berikut :
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada
lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibikin manusia”, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.
Jelaslah bahwa ayat di atas menerangkan bahwa lebah
bisa menjadi media atau alat bagi orang-orang yang berpikir untuk mengenal
kebesaran Allah yang pada gilirannya akan meningkatkan keimanan dan kedekatan
(taqarrub) seorang hamba kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW dalam mendidik
para sahabatnya juga selalu menggunakan alat atau media, baik berupa benda
maupun non-benda.Salah satu alat yang digunakan Rasulullah
dalam memberikan pemahaman kepada para sahabatnya adalah dengan menggunakan
gambar.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad
dan al-Hakim dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, ”Rasulullah membuatkan kami
garis dan bersabda, ”Ini jalan Allah.” Kemudian membuat garis-garis di sebelah
kanan dan kirinya, dan bersabda, ”Ini adalah jalan-jalan (setan).” Yazid
berkata, ”(Garis-garis) yang berpencar-pencar.” Rasulullah SAW bersabda, ”Di
setiap jalan ada setan yang mengajak kepadanya. Kemudian beliau
membaca ayat Al-Qur’an (Q.S. al-An’am/6: 153).yang artinya adalah sebagai
berikut :
Dan bahwa (yang Kami
perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) , karena jalan-jalan itu mencerai
beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu
bertakwa.
Hadis di atas
terlihat jelas bahwa Rasulullah SAW menggunakan garis-garis sebagai alat
pendidikan untuk menjelaskan apa yang ingin beliau sampaikan kepada para
sahabatnya.[3]
Perlu pula
ditegaskan bahwa dalam konteks pendidikan Islam, M. Arifin menyebutkan
alat-alat pendidikan harus mengandung nilai-nilai operasional yang mampu
mengantarkan kepada tujuan pendidikan Islam yang sarat dengan nilai-nilai.Nilai-nilai tersebut tentunya berdasarkan kepada
dasar atau karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.
Dewasa ini,
pengembangan sarana dan prasaranan pendidikan semakin pesat seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan Islam juga tetap
melakukan berbagai inovasi termasuk dalam pengembangan penggunaan alat
pendidikan sehingga membantu kelancaran proses pendidikan tersebut. Namun
penggunaan alat tersebut mesti tetap berlandaskan kepada dasar-dasar pendidikan
Islam dan mengacu kepada tujuan yang telah direncanakan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum dalam pendidikan Islam,
dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang yang
dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu, kurikulum juga dapat dipandang
sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
mencapai pendidikan.
Jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan
Islam, maka kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik
untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam,
melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Pertimbangan-pertimbangan para ahli pendidikan
Islam dalam menentukan atau memilih kurikulum adalah segi agama akhlak/budi
pekerti dan berikutnya barulah dari segi kebudayaan dan manfaat.
Kurikulum
itu didesain dengan mempertimbangkan:
· Prinsip
berkesinambungan.
· Prinsip
berurutan.
· Prinsip
integrasi pengalaman.
Inti
dari kurikulum adalah kehendak Allah. Maka, kesatuan pengetahuan dan pengalaman
akan berpusat pada Allah, pengaturan kehidupan akan sesuai dengan kehendak
Allah.
Metode pengajaran yaitu suatu cara
penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya
adalah menentukan berhasil tidaknya suatu prosess belajar-mengajar dan
merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran.
Secara garis besar metode mengajar
dapat di klaifikasikan menjadi 2 bagian: Metode mengajar konvensional dan
Metode mengajar inkonvesional. Metode-metode mengajar yang ada antara lain :
metode pembiasaan,
metode keteladanan, pemberian ganjaran, metode pemberian hukuman,
metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode sorogan, metode bandonngan, metode mudzakarah, metode kisah, metode pemberian tugas, metode karya wisata, metode ekperimen, metode latihan, metode sosiodrama, metode simulasi, metode kerja lapangan, metode simulasi, metode kerja lapangan, metode demonstasi, metode kerja kelompok.
metode keteladanan, pemberian ganjaran, metode pemberian hukuman,
metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode sorogan, metode bandonngan, metode mudzakarah, metode kisah, metode pemberian tugas, metode karya wisata, metode ekperimen, metode latihan, metode sosiodrama, metode simulasi, metode kerja lapangan, metode simulasi, metode kerja lapangan, metode demonstasi, metode kerja kelompok.
sarana
dan prasaranapendidikan Islam adalah
semua perangkat atau fasilitas atau perlengkapan dasar
yang secara langsung dan tidak langsung
dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan dan demi
tercapainya tujuan pendidikan Islam, khususnya proses belajar mengajar.
Kemampuan lembaga dalam memenuhi sarana dan prasarana, dan kemampuan guru dalam
pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan merupakan faktor yang penting yang
dapat menentukan keberhasilan dari proses belajar mengajar
[1]
.www.scibd.com/doc/117743890/makalah-tujuan-dan kurikulum-pendidikan-islam
[2]
Minwanuddin.wordfress.com/2012 makalah-metode-pendidikan-islam
[3]
Berbagi bersama.blogsport.com/2012/08/makalah-kurikulum-pendidikan-islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar