Judul :
Andai Kau Tahu Isi Hatiku
Penulis :
Maria Cecilia
Pengarang
: Maria Cecilia
Penerbit
: Sinar Matahari ,Jakarta
Jumlah
halaman : 128 Halaman
Oleh : Bunga Adinda Lestari
Kelas : VIII-3
Hari
pertama pameran buku dalam negri dan luar negri terbitan Negara
Malaysia,Singapura,Brunei Darussalam dan lain lainnya Regina,Olga,Ica dan Siska
pergi ke stand stand pameran buku Regina terpisah dari teman temannya karna
keasikan membaca buku hingga ia sadar dan bergegas mencari teman temannya
tiba-tiba “Bruk” Regina bertabrakan dengan seseorang lelaki “Hei,kalo jalan
liat-liat dong “ sungut Regina dengan wajah kesal “sorry” kata cowo itu santai
“punya mata gak sih??” kata Regina “punya nih” sahut cowo itu sambil
menunjukkan kedua matanya “kalo punya mata pake dong! Dasar cowo brengsek
kampungan” sahut Regina dengan nada marah “kan gua udah minta maaf ko masih marah
aja” “luh benar benar nyebelin tau dasar cowo kampungan” cowo itu tidak
menanggapi perkataan Regina dia langsung melengus pergi dan hilang di
kerubungan orang orang Regina lalu memutuskan pulang ke rumah karna tidak
kunjung bertemu dengan teman-temannya
Sementara
itu di balai sidang senanyan ketiga teman Regina celingukan kesana kemari
tengah mencari Regina “Regina kemana ya?” Tanya Ica “iya Regina ke mana sih”
desah Olga “jangan jangan dia ketemu cowo. Lalu karna dia gak ingin kita
recokin diam diam dia pergi ninggalin kita” gumam Siska mereka akhirnya sepakat
untuk mencari Regina di tempat bazar buku setelah satu jam lama mencari Regina
tak kunjung ditemukan karna mereka sudah lelah mereka pun pulang tentu saja
dengan membawa hati yang masih di liputi kegelisahan karna sahabat mereka
hilang yang tak berhasil mereka temukan.
Sore
harinya Regina bermaksud untuk membeli novel baru karya Dimas Aditia Kusuma
yang belum sempat ia temukan kemarin “mah Regi jalan dulu yah mau ke toko buku
boleh yah mah?” pamit Regi “iya sayang hati hati di jalan ya” ujar mama tiba
tiba “Brukk” Regina bertabrakan dengan seorang lelaki “luh lagi luh lagi lo itu
pembawa sial tau!” “ ko pembawa sial?” Tanya lelaki itu “huh susah ngomong ama
cowo kampungan” dengus Regina bergegas meninggalkan cowo itu dengan cepat ia
mengambil novel yang ingin dia beli dan ke kasir untuk membayarnya dan lekas
pergi meninggalkan toko buku itu sampai di rumah Regi langsung ke kemar
meninggalkan mamanya yang sedang asik menonton tv di ruang keluarga. Keesokan
hari di sekolah Regina masih membawa dendam ke pada teman temannya.sesampai di
depan gerbang sekolah “Regina Regina Regina” panggil ketiga temannya bersamaan
Regina tidak menyahut sama sekali lalu ia mempercepat langkahnya untuk masuk ke
dalam kelas “ko lo dipanggilin gak denger sih Reg” “gua males sama kalian
“kenapa? Ko males”,”lo bertiga bener bener kelewatan tau gak,lo kemaren sengaja
kan ninggalin gua kan di bazar buku” “kita gak sengaja ninggalin lo bahkan kita
gak tau kalo lo tuh ketinggalan di stand pertama” akhirnya Regina memaafkan
ketiga temannya. “Dimas Aditia Kusuma pindah ke sini loh” “masa sih?”, “kalo
gak percaya liat aja di TU sama kepala sekolah” Regina mendengar percakapan
dari gerombolan anak perempuan yang sedang bergunjing tak terasa 1bulan Dimas
bersekolah disitu
Tiba-tiba
sekolah menjadi heboh kembali dengan berita kepindahan Dimas ke kampungnya
banyak murid perempuan yang sedih mendengar kabar itu karna hampir semua murid
perempuan menyukai Dimas “kita sih sedih harus kehilangan cowo macam Dimas.Tapi
tentunya ada yang senang atas kepindahan” kata salah seorang dari mereka
“siapa”,”siapa lagi kalo bukan Regina!” seakan detak jantung regina berhenti
mendengar omongan mereka ingin rasanya ia memprotes tuduhan mereka,namun karna
selama ini ia telah menunjukan sikap memusuhi dimas mau tak mau Regina pun
hanya diam dan bergegas menuju kelas Regina menangis sejadi jadinya “Gi,lo
sudah dengar kabar Dimas sudah pindah dari sekolah kita? Lo tau kenapa dia
pindah?” “Iya gua tau kabar itu tapi gua gak tau alasannya” “Dia pindah karna
gak ingin liat lo sedih dan menyendiri dia nitip surat sama kita.Ini
suratnya….” Siska menyodorkan surat ke Regina dan Regina segera membacanya lalu
ia pun menangis. Pada hari ulang tahun Regina Dimas datang dan menyodorkan
seikat bunga mawar merah pada Regina dan bertanya “maukah kamu jadi pendamping
hidup ku” Regina mengangguk dan menerima seikat bunga mawar itu . Malam itu
kebahagiaan Regna semakin bertambah karena di usianya yang ke 17 dia juga
menemukan cintanya . Sebuah kenangan indah saat masa kecil yang sempat
terlupakan kini kembali bersemi . Malam itu Regina tak sendiri merayakan ulang
tahun nya , tetapi dia kini didampingi oleh cowo yang dipuja dan dicintainya
,Dimas Aditya Kusuma . Keduanya pun senantiasa tampak tersenyum ceria .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar