Menemukan hal-hal
yang menarik dari dongeng yang diperdengarkan
Pengertian Dongeng adalah cerita
khayalan atau rekaan.
Unsur-unsur Dongeng:
1. Tema
2. Amanat/pesan
3. Tokoh
dan perwatakan
4. Latar/setting
5. Alur/plot
6. Sudut
pandang pengarang/ point of
view
A. Menemukan Hal-Hal yang Menarik dari Dongeng yang Diperdengarkan
Meskipun dongeng adalah cerita khayalan atau rekaan,
tetapi dari struktur isi memiliki nilai-nilai. Nilai-nilai tersebutlah yang
harus dicari ketika mendengarkan isi dongeng.
Nilai-nilai atau hal yang menarik dalam isi dongeng akan memberikan pesan positif sehingga bisa memberikan nilai manfaat bagi pendengar/pembaca.
Nilai-nilai atau hal yang menarik dalam isi dongeng akan memberikan pesan positif sehingga bisa memberikan nilai manfaat bagi pendengar/pembaca.
4 Kata
kunci untuk mempermudah kita dalam menemukan hal-hal yang menarik dari
dongeng yang diperdengarkan:
. 1. Dengarkanlah
dongeng dengan seksama dan penuh konsentrasi
2. Catatlah
point-point isi dari dongeng yang kita dengarkan
3. Tariklah hal-hal
yang menarik dari point-point isi dongeng yang telah kita dengarkan
4. Dari hal-hal yang menarik tersebut buatlah menjadi pesan
atau amanat dari isi dongeng
|
B. Menunjukkan Relevansi Isi Dongeng
dengan Situasi Sekarang
Dari hal-hal yang menarik dari isi dongeng yang telah kita
dengarkan dan pesan atau amanat yang sudah kita buat, langkah berikutnya adalah
membuat relevansi/hububgan isi dongeng dengan situasi sekarang. Isi dongeng
kita sandingkan dengan situasi atau kenyataan yang ada sekarang.
Kata
kunci untuk mempermudah kita dalam menunjukkan relevansi isi dongeng dengan
situasi sekarang:
1. Isi dongeng yang kita dengarkan sudah kita dapatkan
2.Point-point isi dongeng kita
relevansikan atau kita hubungan dengan
kenyataan/situansi sekarang
3. Isi dongeng dan kenyataan kita sandingkan dan kita buat
simpulan akhir.
|
C. Menulis Kembali dengan Bahasa Sendiri
Dongeng yang Pernah Dibaca atau Didengar
Setelah proses mendengarkan isi dongeng kita lakukan, maka
tahapan berikutnya untuk bisa memahami isi dongeng adalah menulis kembali isi
dongeng dengan bahasa sendiri. Langkah ini akan menunjukkan bahwa kita memahami
dan mengerti isi dongeng secara keseluruhan.
Kata
kunci untuk mempermudah kita dalam menulis kembali dongeng dengan bahasa
sendiri:
1 1. Pahami
isi dongeng dengan baik
2 2. Buatlah
poin-poin isi dongeng secara keseluruhan
3.Tuangkan poin-poin isi dongeng
menjadi rangkaian cerita/alur cerita dengan bahasa
sendiri.
Contoh
Dongeng : Hikayat Antu Ayek
Sumatera
Selatan merupakan wilayah yang banyak dialiri sungai-sungai. Setidaknya ada
sembilan sungai besar yang mengalir di propinsi ini, sehingga gelar lain
propinsi ini adalah Negeri Batanghari Sembilan. Batanghari dalam bahasa
melayu Palembang diartikan sebagai sungai besar. Nah, ada banyak hikayat atau
cerita yang berkembang di masyarakat yang mengiringi keberadaan sungai-sungai
tersebut. Seperti legenda cinta Pulau Kemaro di sungai Musi. Cerita lain yang
aku kenal di kampungku adalah legenda Antu Ayek yang sering kudengar semasa
kanak-kanak, entah adakah kisah ini di daerah lain. Antu Ayek dalam bahasa
Indonesia berarti Hantu Air. Penasaran? Baca dong posting ini sampai selesai.
Konon
kabarnya, dahulu kala hiduplah seorang gadis dari keluarga sederhana bernama
Juani. Juani merupakan gadis kampung yang elok rupawan, berkulit kuning
langsat dan rambut panjangnya yang hitam lebat. Keelokan rupa Gadis Juani
sudah begitu terkenal di kalangan masyarakat. Sehingga wajar kiranya jika
banyak bujang yang berharap bisa duduk bersanding dengannya. Namun apalah
daya, Gadis Juani belum mau menentukan pilihan hati kepada satu bujang pun di
kampungnya. Hingga, pada suatu masa, bapak Gadis Juani terpaksa menerima
pinangan dari Bujang Juandan, karena terjerat hutang dengan keluarga Bujang
Juandan. Bujang Juandan adalah pemuda dari keluarga kaya raya, namun yang
menjadi masalah adalah Bujang Juandan bukanlah pemuda tampan. Bahkan tidak
sekadar kurang tampan, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur
tubuhnya, sehingga ia pun dikenal sebagai Bujang Kurap.
Mendengar
kabar itu, Gadis Juani pun bersedih hati. Ia hendak menolak namun tak kuasa
karena kasihan kepada bapaknya. Berhari-hari ia menangisi nasibnya yang
begitu malang. Namun apa hendak dikata, pesta pernikahan pun sudah mulai
dipersiapkan. Orang sekampung ikut sibuk menyiapkan upacara perkawinan Gadis
Juani dan Bujang Juandan. Akhirnya malam perkawinan itu pun tiba, Gadis Juani
yang cantik dipakaikan aesan penganten yang begitu anggun menunggu
di kamar tidurnya sambil berurai air mata.
Ketika
orang serumah turun menyambut kedatangan arak-arakan rombongan Bujang
Juandan, hati Gadis Juani semakin hancur. Di tengah kekalutan pikiran, ia pun
mengambil keputusan, dengan berurai air mata ia keluar lewat pintu belakang
dan berlari menuju sungai. Akhirnya dengan berurai air mata Gadis Juani pun
mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sungai. Kematiannya yang penuh derita
menjadikannya arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek yang
sering mencari korban anak-anak.
Begitulah
asal mula hikayat Antu Ayek di daerahku. Meski kisah ini sangat “hidup” di
tengah masyarakat, aku pribadi menilai kisah ini hanya untuk menakuti
anak-anak kecil yang belum pandai berenang agar tidak sembarangan bermain
sendiri di sungai. Karena tidak sedikit nyawa anak-anak yang melayang akibat
tenggelam di sungai. Lucunya, semasa kecil aku sering diajarkan mantera
pengusir Antu Ayek oleh orang-orang tua bilamana akan ke kayek (pergi ke
sungai).“Nyisih kau Gadis Juani, Bujang Juandan nak ke
kayek” (Menyingkirlah engkau gadis Juani, Bujang Juandan hendak turun ke
sungai), konon kalau kita baca syair itu Antu Ayek akan menjauh karena enggan
bertemu si Bujang Kurap hehe…
Konon kabarnya,
dahulu kala di wilayah Sumatera Selatan, hiduplah seorang gadis dari keluarga
sederhana bernama Juani. Juani merupakan gadis kampung yang elok rupawan,
berkulit kuning langsat dan memilik rambut yang hitam lebat. Keelokan wajah
Juani telah terkenal di kalangan masyarakat, wajar kiranya jika banyak bujang
yang berharap bisa duduk bersanding dengannya. Namun apalah daya. Gadis Juani
belum mau menentukan pilihan hati kepada satu bujang pun di kampungnya.
Hingga, pada suatu masa, bapak Gadis Juani terpaksa menerima pinangan dari
Bujang Juandan, karena terjerat hutang dengan keluarga Bujang Juandan. Bujang
Juandan adalah pemuda dari keluarga kaya raya, namun yang menjadi masalah
adalah Bujang Juandan bukanlah pemuda tampan. Bahkan tidak sekedar kurang
tampan, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya,
sehingga ia pun dikenal sebagai Bujang Kurap.
Mendengar kabar
itu, Gadis Juani pun bersedih hati. Ia hendak menolak. Namun, tak kuasa
karena kasihan kepada bapaknya. Berhari-hari ia menangisi nasibnya yang
begitu malang. Namun apa hendak dikata, pesta pernikahan pun telah dipersiapkan.
Orang sekampung ikut sibuk menyiapkan upacara perkawinan Gadis Juani dan
Bujang Juandan. Akhirnya malam perkawinan itu pun tiba, Gadis Juani yang
cantik itu dirias dan mengenakan pakaian pengantin yang begitu anggun, ia
menunggu di kamar tidurnya sambil berurai air mata.
Ketika orang
serumah turun menyambut kedatangan arak-arakan rombongan Bujang Juandan, hati
Gadis Juani semakin hancur. Di tengah kekalutan pikiran, ia pun mengambil
keputusan, dengan berurai air mata ia keluar lewat pintu belakang dan berlari
menuju sungai. Akhirnya dengan berurai air mata Gadis Juani pun mengakhiri
hidupnya dengan terjun ke sungai. Kematiannya yang penuh derita menjadikannya
arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek yang sering mencari
korban anak-anak.
|
Saya jadi teringat masa kecil dulu. Ibu selalu mendongeng sebelum kami tidur. Waktu itu belum ada listrik dan sarana hiburan lainnya...
BalasHapusMaklum kami hidup di daerah terpencil di musi banyu asin.
Jadi dongeng adalah sesuatu yang sangat mewah.
betul mbak, bagi masa-masa kecil kita. dongeng sesuatu yang amat dinantikan ketika menjelang tidur. salam wong kito galo :D
BalasHapus