media dan sumber belajarnya sugianti bisri

Menemukan Hal-Hal Menarik Dari Dongeng

Sugianti Bisri | Kamis, Juni 04, 2015 |

Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang diperdengarkan

Pengertian Dongeng adalah cerita khayalan atau rekaan.
Unsur-unsur Dongeng:
1. Tema
2. Amanat/pesan
3. Tokoh dan perwatakan
4. Latar/setting
5. Alur/plot
6. Sudut pandang pengarang/ point of view
                   
    A. Menemukan Hal-Hal yang Menarik dari Dongeng yang Diperdengarkan
Meskipun dongeng adalah cerita khayalan atau rekaan, tetapi dari struktur isi memiliki nilai-nilai. Nilai-nilai tersebutlah yang harus dicari ketika mendengarkan isi dongeng. 
Nilai-nilai atau hal yang menarik dalam isi dongeng akan memberikan pesan positif sehingga bisa memberikan nilai manfaat bagi pendengar/pembaca.
4 Kata kunci untuk mempermudah kita dalam menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang diperdengarkan:
.  1. Dengarkanlah dongeng dengan seksama dan penuh konsentrasi
   2. Catatlah point-point isi dari dongeng yang kita dengarkan
   3. Tariklah hal-hal yang menarik dari point-point isi dongeng yang telah kita dengarkan
  4. Dari hal-hal yang menarik tersebut buatlah menjadi pesan atau amanat dari isi    dongeng
  
    B. Menunjukkan Relevansi Isi Dongeng dengan Situasi Sekarang
Dari hal-hal yang menarik dari isi dongeng yang telah kita dengarkan dan pesan atau amanat yang sudah kita buat, langkah berikutnya adalah membuat relevansi/hububgan isi dongeng dengan situasi sekarang. Isi dongeng kita sandingkan dengan situasi atau kenyataan yang ada sekarang.

Kata kunci untuk mempermudah kita dalam menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang:
   1. Isi dongeng yang kita dengarkan sudah kita dapatkan
   2.Point-point isi dongeng kita relevansikan atau kita hubungan dengan
kenyataan/situansi sekarang
   3. Isi dongeng dan kenyataan kita sandingkan dan kita buat simpulan akhir.
  
   C. Menulis Kembali dengan Bahasa Sendiri Dongeng yang Pernah Dibaca atau Didengar
Setelah proses mendengarkan isi dongeng kita lakukan, maka tahapan berikutnya untuk bisa memahami isi dongeng adalah menulis kembali isi dongeng dengan bahasa sendiri. Langkah ini akan menunjukkan bahwa kita memahami dan mengerti isi dongeng secara keseluruhan.
Kata kunci untuk mempermudah kita dalam menulis kembali dongeng dengan bahasa sendiri:
1  1. Pahami isi dongeng dengan baik
2  2. Buatlah poin-poin isi dongeng secara keseluruhan
   3.Tuangkan poin-poin isi dongeng menjadi rangkaian cerita/alur cerita dengan bahasa
   sendiri.

Contoh Dongeng : Hikayat Antu Ayek

Sumatera Selatan merupakan wilayah yang banyak dialiri sungai-sungai. Setidaknya ada sembilan sungai besar yang mengalir di propinsi ini, sehingga gelar lain propinsi ini adalah Negeri Batanghari Sembilan. Batanghari dalam bahasa melayu Palembang diartikan sebagai sungai besar. Nah, ada banyak hikayat atau cerita yang berkembang di masyarakat yang mengiringi keberadaan sungai-sungai tersebut. Seperti legenda cinta Pulau Kemaro di sungai Musi. Cerita lain yang aku kenal di kampungku adalah legenda Antu Ayek yang sering kudengar semasa kanak-kanak, entah adakah kisah ini di daerah lain. Antu Ayek dalam bahasa Indonesia berarti Hantu Air. Penasaran? Baca dong posting ini sampai selesai.

Konon kabarnya, dahulu kala hiduplah seorang gadis dari keluarga sederhana bernama Juani. Juani merupakan gadis kampung yang elok rupawan, berkulit kuning langsat dan rambut panjangnya yang hitam lebat. Keelokan rupa Gadis Juani sudah begitu terkenal di kalangan masyarakat. Sehingga wajar kiranya jika banyak bujang yang berharap bisa duduk bersanding dengannya. Namun apalah daya, Gadis Juani belum mau menentukan pilihan hati kepada satu bujang pun di kampungnya. Hingga, pada suatu masa, bapak Gadis Juani terpaksa menerima pinangan dari Bujang Juandan, karena terjerat hutang dengan keluarga Bujang Juandan. Bujang Juandan adalah pemuda dari keluarga kaya raya, namun yang menjadi masalah adalah Bujang Juandan bukanlah pemuda tampan. Bahkan tidak sekadar kurang tampan, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga ia pun dikenal sebagai Bujang Kurap.
Mendengar kabar itu, Gadis Juani pun bersedih hati. Ia hendak menolak namun tak kuasa karena kasihan kepada bapaknya. Berhari-hari ia menangisi nasibnya yang begitu malang. Namun apa hendak dikata, pesta pernikahan pun sudah mulai dipersiapkan. Orang sekampung ikut sibuk menyiapkan upacara perkawinan Gadis Juani dan Bujang Juandan. Akhirnya malam perkawinan itu pun tiba, Gadis Juani yang cantik dipakaikan aesan penganten yang begitu anggun menunggu di kamar tidurnya sambil berurai air mata.

Ketika orang serumah turun menyambut kedatangan arak-arakan rombongan Bujang Juandan, hati Gadis Juani semakin hancur. Di tengah kekalutan pikiran, ia pun mengambil keputusan, dengan berurai air mata ia keluar lewat pintu belakang dan berlari menuju sungai. Akhirnya dengan berurai air mata Gadis Juani pun mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sungai. Kematiannya yang penuh derita menjadikannya arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek yang sering mencari korban anak-anak.

Begitulah asal mula hikayat Antu Ayek di daerahku. Meski kisah ini sangat “hidup” di tengah masyarakat, aku pribadi menilai kisah ini hanya untuk menakuti anak-anak kecil yang belum pandai berenang agar tidak sembarangan bermain sendiri di sungai. Karena tidak sedikit nyawa anak-anak yang melayang akibat tenggelam di sungai. Lucunya, semasa kecil aku sering diajarkan mantera pengusir Antu Ayek oleh orang-orang tua bilamana akan ke kayek (pergi ke sungai).“Nyisih kau Gadis Juani, Bujang Juandan nak ke kayek” (Menyingkirlah engkau gadis Juani, Bujang Juandan hendak turun ke sungai), konon kalau kita baca syair itu Antu Ayek akan menjauh karena enggan bertemu si Bujang Kurap hehe…
Konon kabarnya, dahulu kala di wilayah Sumatera Selatan, hiduplah seorang gadis dari keluarga sederhana bernama Juani. Juani merupakan gadis kampung yang elok rupawan, berkulit kuning langsat dan memilik rambut yang hitam lebat. Keelokan wajah Juani telah terkenal di kalangan masyarakat, wajar kiranya jika banyak bujang yang berharap bisa duduk bersanding dengannya. Namun apalah daya. Gadis Juani belum mau menentukan pilihan hati kepada satu bujang pun di kampungnya. Hingga, pada suatu masa, bapak Gadis Juani terpaksa menerima pinangan dari Bujang Juandan, karena terjerat hutang dengan keluarga Bujang Juandan. Bujang Juandan adalah pemuda dari keluarga kaya raya, namun yang menjadi masalah adalah Bujang Juandan bukanlah pemuda tampan. Bahkan tidak sekedar kurang tampan, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga ia pun dikenal sebagai Bujang Kurap. 

Mendengar kabar itu, Gadis Juani pun bersedih hati. Ia hendak menolak. Namun, tak kuasa karena kasihan kepada bapaknya. Berhari-hari ia menangisi nasibnya yang begitu malang. Namun apa hendak dikata, pesta pernikahan pun telah dipersiapkan. Orang sekampung ikut sibuk menyiapkan upacara perkawinan Gadis Juani dan Bujang Juandan. Akhirnya malam perkawinan itu pun tiba, Gadis Juani yang cantik itu dirias dan mengenakan pakaian pengantin yang begitu anggun, ia menunggu di kamar tidurnya sambil berurai air mata. 

Ketika orang serumah turun menyambut kedatangan arak-arakan rombongan Bujang Juandan, hati Gadis Juani semakin hancur. Di tengah kekalutan pikiran, ia pun mengambil keputusan, dengan berurai air mata ia keluar lewat pintu belakang dan berlari menuju sungai. Akhirnya dengan berurai air mata Gadis Juani pun mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sungai. Kematiannya yang penuh derita menjadikannya arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek yang sering mencari korban anak-anak.






  



  


2 komentar:

  1. Saya jadi teringat masa kecil dulu. Ibu selalu mendongeng sebelum kami tidur. Waktu itu belum ada listrik dan sarana hiburan lainnya...

    Maklum kami hidup di daerah terpencil di musi banyu asin.

    Jadi dongeng adalah sesuatu yang sangat mewah.

    BalasHapus
  2. betul mbak, bagi masa-masa kecil kita. dongeng sesuatu yang amat dinantikan ketika menjelang tidur. salam wong kito galo :D

    BalasHapus