Laman

Sinopsis Novel Remember When

Sinopsis novel
(Syifa Mastari)


Judul                       : Remember When
Penulis                    : Winna Efendi
Penerbit                  : Gagasmedia
Jumlah halaman     : 252 halaman

                Remember When adalah kisah tentang empat sahabat, dua pasangan. Gia si bunga sekolah yang berpacaran dengan Adrian ketua tim basket. Moses si ketua OSIS yang berpacaran dengan Freya yang juara umum. Lalu perasaan berubah, waktu berlalu, dan konflik terjadi. Menguji apakah cinta memang lebih penting daripada persahabatan.
            Kisahnya sangat SMU. Walaupun mungkin dari alinea di atas karakter-karakternya terdengar kelewat sempurna, tapi dijabarkannya tidak seperti itu. Di masing-masing karakter punya kelebihan-kekurangan mereka sendiri. Dan Winna menjalinnya dengan baik, membuat mereka menjadi believeable, walau karakter favorit saya sendiri adalah Erik, teman baik Freya. Nyeleneh dan apa adanya, rasanya fresh melihat Erik, walau porsi cerita dia tidak banyak.
            Sebagai budding writer, saya mengagumi cara pengambilan sudut pandang yang Winna gunakan. Dia berpindah dari sudut pandang Gia, Freya, Adrian, Moses, dan Erik. Tapi saya tidak bingung ketika dia melakukannya. Setiap dia berganti sudut pandang, gaya penulisannya pun berubah. Agak membanyol dan lucu ketika dia menjadi Adrian, gaul dengan gue-lo. Lalu tenang dan understated ketika menjadi Freya. Manja ketika menjadi Gia. Serius dan halus ketika menjadi Moses. Sejauh ini belum ada novel lokal yang berhasil menggunakan sudut pandang seperti ini tapi tidak membingungkan saya. Jadi, ini adalah poin plus.
            Ada hal-hal (ralat, tepatnya banyak hal-hal) yang mengingatkan saya pada masa-masa SMU saya sendiri. Ketika rasanya cinta dan persahabatan adalah pusat di mana dunia berputar. Ketika rasanya satu hal kecil yang dilakukan si dia berarti begitu banyak, dan perasaan meluap-luap hingga butuh seseorang untuk dijadikan tempat curhat. Ada juga momen Adrian-Freya yang duduk di lapangan basket menatap langit sore. Saya sendiri ingat melakukannya, dan adegan semacam itu membuat saya kangen. Rindu.
            Juga pada bagian di mana Freya yang make-over dan ingin terlihat cantik. Dilema. Untuk seorang anak gadis yang biasanya dicap 'hanya pintar', sebuah make-over bertujuan agar orang yang ia sayang memujinya dan berkata, "Kau cantik sekali hari ini, berbeda dari biasanya." walau bukan itu yang Freya dapat. Rasanya hampir setiap gadis mengerti perasaan bagaimana kau berdandan berjam-jam untuk menyenangkan hatimu dan hati orang yang kausayangi, tapi malah mendapat ejekan, atau amarah. Amarah salah paham yang mengartikan kecantikan barumu adalah titik awal kau meninggalkan mereka. Menurut saya, kemarahan Moses terhadap perubahan Freya (yang padahal positif) adalah bentuk nyata insecurities lelaki itu.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar