Laman

Sinopsis Surga Yang Tak Dirindukan

Nama                 : Moch. HelmyFaiz
Judul novel         : ”SURGA YANG TAK DIRINDUKAN”
pengarang          : ASMA NADIA
Penerbit              : AsmaNadia Publishing House
jumlahhalaman   : 288 halaman

Apa artinya rumah jika tak lagi menjadi pelabuhan yang ramah bagi hati seorang suami?
Apa jadinya surga jika ia tak lagi dirindukan? 
Benarkah dongengseorang perempuan harus mati agar dongeng perempuan lain mendapatkan kehidupan?

Ah. 
Istana  yang retak-retak. 
Peristiwa tragisdan e-mail aneh dari gadis bernama Bulan.
Pertanyaan yang terusmendera : “Jika cintabisamembuatseorangperempuansetiapadasatulelaki, kenapa cinta tidak cukup membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?”

Sementara seseorangberjuang melawan Tuhan, waktu dengan sabar menyusun keping-keping  puzzle kehidupan yang terserak, lewats kenario yang rumit namunmenakjubkan.
Para  penulis perempuan seperti gumpalan burung  yang  jatuh dari udara, menyerbu kehidupan sastra Indonesia, memasuki millennium ketiga. Masing-masing dengan dunianya. Ada  yang cerdas, radikal, bebas, bahkan lebih gila dari lelaki. Tetapi ada yang gaul, melankolis, puitis, komunikatif, santun, namun sesungguhnya memberontak.

Arini berhenti berlari.Tak lagi berusaha menghindar dari luka, papar Nadia mengakhiri kisahnya. Sebuah suara lirih yang menggelegar karena menunjukkan tekad yang menjadi wajah lain dari langkah perempuan Indonesia masakini. (PutuWijaya, seniman)

“Dengan kepiawaiannya mengeksplorasi dunia kata, Asma Nadia memotretpoligami dari semuasisi: sisisuami, sisi “korban’’ dalam hal ini istri pertama dan sisi perempuan pemilik Istana  Kedua.  Kisah  yang sangat menyentuh dan membuat saya jadi ingin “mewajibkan” semua laki-laki membaca novel ini.”
 Apa artinya rumah jika tak lagi menjadi pelabuhan yang ramah bagi hati seorang suami?
Apa jadinya surga jika ia tak lagi dirindukan? 
Benarkah dongengseorang perempuan harus mati agar dongeng perempuan lain mendapatkan kehidupan?

Ah. 
Istana  yang retak-retak. 
Peristiwa tragisdan e-mail aneh dari gadis bernama Bulan.
Pertanyaan yang terusmendera : “Jika cintabisamembuatseorangperempuansetiapadasatulelaki, kenapa cinta tidak cukup membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?”

Sementara seseorangberjuang melawan Tuhan, waktu dengan sabar menyusun keping-keping  puzzle kehidupan yang terserak, lewats kenario yang rumit namunmenakjubkan.
Para  penulis perempuan seperti gumpalan burung  yang  jatuh dari udara, menyerbu kehidupan sastra Indonesia, memasuki millennium ketiga. Masing-masing dengan dunianya. Ada  yang cerdas, radikal, bebas, bahkan lebih gila dari lelaki. Tetapi ada yang gaul, melankolis, puitis, komunikatif, santun, namun sesungguhnya memberontak.

Arini berhenti berlari.Tak lagi berusaha menghindar dari luka, papar Nadia mengakhiri kisahnya. Sebuah suara lirih yang menggelegar karena menunjukkan tekad yang menjadi wajah lain dari langkah perempuan Indonesia masakini. (PutuWijaya, seniman)

“Dengan kepiawaiannya mengeksplorasi dunia kata, Asma Nadia memotretpoligami dari semuasisi: sisisuami, sisi “korban’’ dalam hal ini istri pertama dan sisi perempuan pemilik Istana  Kedua.  Kisah  yang sangat menyentuh dan membuat saya jadi ingin “mewajibkan” semua laki-laki membaca novel ini.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar