media dan sumber belajarnya sugianti bisri

Teks Eksemplung

Sugianti Bisri | Minggu, Agustus 16, 2015 |

Contoh Teks Eksemplung

Abstrak
Setiap anak punya masalah dalam menjalani kehidupannya, faktor utama penyebab masalah yang ada dalam diri mereka adalah keluarga dan orang tuanya.

Insiden
Si A, dilaporkan oleh teman sekelasnya karena menjadi otak pelecehan seksual terhadap teman sekelasnya. Ketika jam istirahat, saat  teman wanitanya ke kamar mandi, ia memberi kode pada teman yang lainnya untuk mengikuti. Mendorong teman perempuannya ini ke kamar mandi dan mengerayangi tubuh teman perempuannya itu. Setelah diusut ternyata si A dalam kesehariannya selalu ditinggal sendrian di rumah,sedangkan kedua orang tuanya yang mempunyai kedudukan penting di instansinya tidak mempunyai banyak waktu untuk menemani anaknya, semua urusan anaknya diserahkan pada pembantu, beranggapan anaknya sudah menginjak remaja dan bisa mengerti kalau orang tuanya sibuk untuk masa depannya. Ketika orang tua yang bersangkutan diberitahu ia tidak terima.
Si B, anak dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan, selama 24 jam ibunya ada di rumah. Saat ia mendapat panggilan dari guru kelasnya karena nilai-nilainya yang jauh dari standar kelulusan, si ibu dengan atusiasnya menceritakan kalau ia sudah berusaha semaksimal mungkin menemani anaknya belajar, memberikan soal-soal latihan jika tidak ada PR dari, bahkan membiayai anaknya les tambahan di luar untuk mata pelajaran IPA dan matematika yang tidak ia kuasai dengan baik. Saat si ibu bercerita, si anak berusaha ingin membela diri, namun beberapa kali juga guru kelasnya memperhatikan tangan si ibu yang mencubit paha anaknya yang berusaha ingin perotes dengan keterangan ibunya. Saat dikonfirmasi pada anaknya dalam waktu yang terpisah, ternyata apa yang diucapkan ibunya itu bohong. Ibunya sibuk dengan gadget, kalau tidak ngerumpi dengan teman-temannya di depan gang. Ia dan adik-adiknya menghabiskan waktu dengan nonton TV dan main game. Setiap ia minta les dengan biaya paling murah di sekitar tempat tinggalnya pun, si ibu berkelit tidak punya biaya untuk itu.
Orientasi
Contoh dua kasus di atas, menggambarkan betapa buruknya komunikasi antara orang tua dan anak. Orang tua berpendapat dengan memberikan makan yang cukup  dan menyekolahkan anak-anaknya sudah merasa mendidik anaknya dengan baik. Komunikasi dengan anak-anak hanya sebatas : sudah makan apa belum?, Sebatas member perintah “Belajar sana, jangan nonton TV terus!” Komunikasi hanya sebatas pertanyaan pengugur perhatian dan pengingat jadwal anak-anak, tanpa diiringi seberapa ingin taunya orang tua tentang apa yang dialami anaknya hari ini, apa yang membuatnya bahagia, apa yang menjadikan ia bersedih dan bagaimana anak memecahkan permasalahan yang di hadapinya.
Dalam hal ini, apa yang menjadi kewajiban orang tua bisa terselesaikan. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, bisa menyerahkan urusan perut anak-anaknya pada pembantu/warung makan terdekat. Urusan kesulitan belajar anaknya bisa tertangani oleh bimbingan belajar/les privat. Begitu juga dengan ibu/orang tua yang punya banyak waktu bersama anak-anaknya di rumah. Dengan memastikan bahwa anaknya tidak nonton tv seharian, makan tepat waktu, selalu anteng di kamar saat jam belajar, bukan berarti mereka merasa sudah mendidik anak-anaknya dengan baik. Bagaimana dengan urusan hati mereka? Kepada siapa ia berbagi tentang apa yang ia alami hari ini? Siapa teman yang bisa ia ajak bicara saat ia mendapat masalah dalam hidupnya?
Orang tua yang cerdas adalah orang tua yang mampu memahami anaknya sebagaimana ia memahami dirinya sendiri. Orang tua yang bijak adalah orang tua yang mampu menempatkan masalah yang dialami oleh anak-anaknya adalah bagian dari pendewasaan dan pembentukan karakter pada dirinya. Untuk itu peran orang tua dalam menempatkan diri dalam permasalahan-permasalahan anak akan membawa pengaruh yang besar dalam diri mereka.
Interpretasi
Jadilah orang tua yang cerdas,karena orang tualah yang paling mengerti apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan anak-anaknya. Mereka yang punya peran dalam penngembangan karakter pada anaknya. Jadilah orang tua yang bijak. Orang tua yang mampu menempatkan posisinya sebagai pelindung, sahabat, dan orang pertama yang menjadi tujuan mereka ketika mereka dalam masalah. Ikutlah andil dalam kegiatan sehari-hari mereka. Dengan menyisihkan waktu sedikit saja, sempatkan untuk sekedar berbincang-bincang atau sekedar bersenda gurau.  Dengan mengetahui apa yang menjadi impiannya, apa yang direncanakan  dalam hidupnya akan membantu mereka dalam mencapai mimpi-mimpinya. Hal yang terlihat sepele namun bisa menumbuhkan kedekatan antara orang tua dan anak. Komunikasi yang baik antara anak dan orang tua akan menumbuhkan kepercayaan diri pada anak-anak. Mereka merasa di perhatikan, dihargai, dan yang paling penting mereka merasa bahagia dalam hidupnya. Dengan demikian mereka tidak akan mencari perhatian orang-orang disekitarnya dengan hal-hal yang negative. Bahagianya anak tidak diukur dari seberapa mampu orang tuanya dalam mencukupi kebutuhan mereka, tapi seberapa besar perhatian dan kasih sayang orang tuanya pada mereka. Jika hal ini telah dilakukan dengan baik, apa yang terjadi pada kedua kasus diatas tidak akan kita temukan pada anak-anak kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar