Laman

Nulis Cerpen Yuk!

Apakah menulis itu susah?

Pertanyaan ini kerap saya dapati ketika menyampaikan materi "menulis pusi/menulis cerita pendek). Jawabnya cukup sederhana saja. Bagaimana kalau pertanyaannya diganti,Apakah setiap orang punya pengalaman yang paling menarik?Semua siswa pasti menjawab "YA"

Nah sekarang tinggal bagaimana cara kita bisa mengungkapkan cerita yang kita alami tersebut,yang biasanya hanya kita ceritakan secara lisan pada orang disekitar kita berupa keluhan,curhat,atau apalah sebutannya menjadi tulisan/cerita yang menarik untuk dibaca.


Terus terang saja,saya bukan penulis profesional. Karya-karya saya juga belum bisa dikatakan sebagai karya yang mempunyai mempunyai nilai sastra yang tinggi.  Dalam kegiatan belajar mengajar saya berusaha menampilkan karya sendiri,bukan bermaksud promosi juga sih,toh mereka juga sudah membaca karya-karya dari penulis ternama.Saya hanya mencoba untuk menjadi pribadi yang bijak dalam setiap perkataan dan tindakan. Jika saya menyampaikan materi menulis,paling tidak saya punya sebuah karya. Dengan demikian anak tidak beranggapan bahwa kita cuma bisa cuap-cuap tapi buktinya tidak ada. Mengenai kwalitas tulisan saya,saya tidak ambil pusing,pokoknya ada bukti dari apa yang saya sampaikan pada anak didik kita. Biar mereka yang menilai.
Dalam hal ini,ada ungkapan bijak yang mengatakan: 1.Guru "biasa" adalah guru yang hanya dapat menceritakan, 2. Guru yang "baik" adalah guru yang dapat menjelaskan, 3. Guru yang "sangat baik" adalah guru yang dapat memperagakan,dan  4. Guru yang "amat sangat baik" adalah guru yang dapat memberikan inspirasi. Semoga kita semua yang dipercaya sebagai pendidik dapat menjadi ispirasi bagi anak-anak didiknya

Menulis cerpen akan terasa gampang kalau kita memulainya dari pengalaman pribadi kita,posisi kita yang menjadi pelaku utama akan mendorong kita untuk berimajinasi. Yang perlu diperhatikan disini,bila ingin menyampaikan pengalaman pribadi dalam bentuk cerpan,sebaiknya cerita itu tetap memuat unsur-unsur sebuah cerpen,seperti:

1.Tema,apa yang ingin kita ceritakan,kesedihan,kegembiraan,kegundahan,atau yang lainnya
2.Alur cerita.layaknya kita bercerita,menulispun mempunyai urutan kronologi,darimana kita akan memulai cerita itu?3.Amanat/pesan, Nah sekarang,bagaimana menyajikan cerita yang tadinya hanya disampaikan dikantin sekolah,atau dipojokan WC itu menjadi suatu karya? 

Sebagai penulis pemula,barangkali panduan di bawah ini bisa bermanfaat. Tulisan sederhana ini bahan referensi,pengembangan ceritanya bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan kita dan cara yang paling nyaman dalam mengungkapkan ide/imajinasi.Cerpen adalah ragam cerita rekaan yang habis dibaca sekali duduk dan memberikan kesan tunggal dari konflik dominan.Cerita hanya terpusat pada satu tokoh dalam situasi yang tidak ada perubahan nasib pada pelaku/tokoh. Panjang cerita antara 10.000 kata.


Langkah-langkah menulis cerpen1. Modal awal menulis sebuah cerita adalah ada ide yang ingin dikembangkan. Ide cerita tidak harus rumit,bisa kejadian yang kita alami,kita dengar,Ide bisa kita angkat menjadi judul. Contoh,keinginan seorang gadis untuk sekolah,dapat dijadikan judul, "ibu,Ijinkan aku sekolah"Usahan judul yang kita buat mengarahkan pembaca ingi tau apa cerita yang terjadi.


2. Menulis dengan gaya bahasa sendiri.

Langkah selanjutnya adalah menulis dengan gaya bahasa sendiri. Bagi yang biasa menulis tentu gampang melakukannya. Bagaimana denga penulis pemula? Rasa pesimis untuk mencoba pasti ada. Bagaimana memulainya? Gaya bahasa yang seperti apa yang akan saya tampilkan?Tak perlu menyiksa diri untuk jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Mulailah menulis dengan gaya  kita bercerita sehari-hari. Berarti menulislah sesuai kemampuan saja. 

3. Membuat paragraf pembuka.Paragraf pembuka merupakan bagian terpenting dari sebuah cerpen,layaknya judul yang kita gunakan. Ibarat tampilan,paragraf pembuka itu adalah bagian terdepan suatu benda yang ada didalamnya. Harus menarik agar pembaca terpancing untuk terus membacanya. Membuat paragraf pembuka juga tidak harus rumit-rumit.


4. Merangkai alur dan plotLangkah selanjutnya adalah melanjutkan paragraf pembuka yang sudah ditulis. Merangkai kejadian demi kejadian. Dialog demi dialog. Narasi demi narasi. Alur dan plot akan terbentuk dengan sendirinya. Tuliskan saja apa yang ingin kita ungkapkan. Kalau kemampuan kita hanya menulis narasi tulis saja dalam bentuk narasi, jika bisa dikombinasikan dengan dialog juga lebih bagus. Dalam tahapan ini alur cerita akan terbentuk sendirinya.

5. Membuat paragraf penutupSebuah cerita menjadi lengkap  oleh bagian yang disebut paragraf penutup. Jika bagian yang disebut ending ini bagus, maka cerita yang kita tulis akan sangat berkesan bagi pembaca.Bagian ini dapat ditulis dengan ending tertutup, ending terbuka, dan ending mengejutkan.


6. Mengedit tulisan Cerpen yang telah ditulis kemudian dibaca lagi. Hal ini untuk mengetahui kesalahan tanda baca, , logika cerita, dan ketegasan alur, dan sebagainya.Jangan bosen membacanya berulang-ulang sampai kita rasa cerita yang kita tulis sudah layak untuk dipublikasi


7. Menulis lagi.Menulis itu harus berkelanjutan,belajar lagi, menulis lagi, demikian seterusnya. Setelah menulis satu cerpen, jangan cepat puas. Mintalah pendapat orang pertama yang membaca ceritamu.  Jika cerpennya dimuat di media cetak, mintalah pembaca untuk menulis di kolom komentar. Dengan demikian kita mendapatkan masukan untuk perbaikan dalam penulisan cerita selanjutnya. Demikian tips singkat ini sebagai sharing bagi kita-kita yang baru belajar menulis. Semoga bermanfaat

2 komentar: