media dan sumber belajarnya sugianti bisri

Landasan Pendidikan Islam

Sugianti Bisri | Rabu, Maret 18, 2015 |
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
Setiap pendidik harus memahami perkembangan kurikulum, karena merupakan suatu formulasi pedagogis yang paling penting dalam konteks pendidikan, dalam kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yang dilakukan membantu siswa dalam mengembangkan potensinya berupa fisik, intelektual, emosional, dan sosial keagamaan dan lain sebagainya.
Dengan memahami kurikulum, para pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan pembelajaran, methode, tekhnik, media pengajaran, dan alat evaluasi pengajaran yang sesuai dan tepat.
Pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan program pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaannya tidak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah.
            Jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini proses pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara serampangan, tetapi hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia paripurna (insan kamil) yang strateginya telah tersusun secara sistematis dalam kurikulum pendidikan Islam.

B. Permasalahan
Dari  latar belakang masalah di atas,maka muncul perntannyaan:
1.Apa tujuan dari pendidikan islam?
2.Apa saja yang termasuk content pendidikan  islam?
3.Metode pembelajaran  apa dan sarana apa saja yang dibutuhkan dalam  pendidikan islam

BAB II
PEMBAHAHASAN

A.Tujuan Pendidikan IslamBBBBBBBBBBBBB
1.Pengertian Tujuan Pendidikan Islam
Istilah “tujuan“ atau “sasaran”, dalam Bahasa Arab dinyatakan dengan “ghayat atau andaf atau magasid” dan dalam bahasa inggris dinyatakan dengan “goal atau purpose”
Secara umum istilah tersebut berarti perbuatan yangdilaksanakan untuk suatu maksud tertentu.Tujuan menurut Zakiyah Daradjat, adalah sesuatu yang diharapkantercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai. Sedangkan menurut H.M.Arifin, tujuan itu bisa jadi menunjukkan kepada (masa depan) yang terletak suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha melalui proses tertentu. Tujuan pendidikan islam adalah untuk mencapaikeseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh danseimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran,diri manusia yangrasional, perasaan dan indera.
Menurut Hasan Langgulung, tujuan pendidikan agama harus mampu mengakomodasikan tiga fungsi utama agama, yaitu fungsi spiritual yang berkaitan dengan akidah dan iman, fungsi psikologis yang berkaitan dengantingkah laku individual termasuk nilai-nilai akhlak yang mengangkat derajat
manusia kederajat yang lebih sempurna, dan fungsi social yang berkaitandengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia dengan manusia lain.

2. Fungsi Tujuan Pendidikan Islam.
Tujuan tertinggi
Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan
berlakuumum, karena sesuai dengan konsep ketuhanan yang mengandung kebenaran mutlak dan universal. Tujuan tertinggi tersebut dirumuskandalam satu istilah yang disebut “insan kamil ”. Dalam tujuan pendidikan islam, tujuan tertinggi ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia dan peranannya sebagai makhluk ciptaan Allah,serta merupakan kristalisasi nilai-nilai yang ingin diwujudkan dalam pribadi anak didik. Dengan demikian indikator dari insan kamil  tersebut adalah menjadi hamba Allah.Tujuan sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia, yaituuntuk beribadah kepada Allah. Dalam hal ini pendidikan memungkinkan manusia memahami dan menghayati tentangTuhannya,
 sehingga semua peribadatannya dilakukan dengan penuh penghayatan dan kekhusu’an terhadapNya.
Menghantarkan subyek didik menjadi khalifah Allah fil ard  yang mampu memakmurkan bumi,melestarikannya,dan mewujudkannya rahmad bagi alam sekitarnya sesuai dengan tujuan penciptaannya,dan sebagai konsekuensinya setelah menerima islam sebagai pedoman hidup.
Untuk memperoleh kesejahtraan kebahagiaan hidup diduniasampai akhirat. Seperti firman Allah SWT yang artinya: “ dancarilah apa yang dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)kampung akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaandari (kenikmatan) duniawi”.
(Q.S. Al-Qashash :77).4.)[1]

 b.Tujuan Umum
Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapatdiukur karena menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik. Tujuan ini berlaku bagi siapa saja tanpa dibatasi ruangdan waktu, dan menyangkut diri peserta didik secara total.Tujuan umum pendidikan Islam menurut Al-Abrasyi diantaranya.
1.Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia.
2.Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
3.Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi manfaat. 
4. Menumbuhkan semangad ilmiah pada pelajar dan memuaskan keingintahuan dan    memungkinkan ia mengkaji ilmudeni ilmu itu sendiri
5. Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknikal dan pertukangan supaya dapat menguasai prinsip  hidup bermasyaraka

 B. Kontens Pendidikan Islam
       Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Maka kurikulum itu isinya luas sekali.
     Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaitu:
       a.Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan. Dengan lebih tegas lagi orang yang       bagaimana yang ingin kita bentuk dengan kurikulum tersebut.
       b. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktifitas-aktifitas dan pengalaman- pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu. Bagian inilah yang disebut mata pelajaran.
       c. Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.
       d. Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut.
Maka diketahui bahwa suatu kurikulum mengandung atau terdiri atas komponen-komponen:
       a.tujuan,
       b. isi,
       c. metode atau proses belajar-mengajar,
       d. evaluasi.
Komponen di atas saling berkaitan. Komponen tujuan mengarahkan atau  menunjukkan sesuatu yang hendak dituju dalam proes belajar-mengajar. Komponen isi menunjukkan materi proses belajar-mengajar tersebut. Materi (isi) itu harus relevan dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan tadi. Komponen proses belajar-mengajar mempertimbangkan kegiatan anak dan guru dalam prose belajar-mengajar. Adapun komponen evaluasi adalah kegiatan kurikuler berupa penilaian untuk mengetahui berapa persen tujuan tadi dapat dicapai.

  C. Metode Pembelajaran dan Sarana Prasarana Pendidikan Islam
  Metode Pembelajaran Islam yang umum diterapkan dalam dunia pendidikan diantaranya:
 1.Metode Ceramah
  Metode ceramah yaitu suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas.     Peran seorang murid disini sebagai penerima pesan, mendengar memperhatikan, dan mencatat keterangan-keterangan guru.

 2.Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi, saling mempertahankan pendapat dan memecahkan sebuah masalah tertentu. 
 3.Metode Tanya Jawab
Tanya jawab adalah penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada murid atau dapat juga dari murid kepada guru.

 4.Methode Pembiasaan
Metode ini adalah : sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan agama islam. Contohnya ayat pengharaman khomer.
 5.Metode Keteladanan
Metode ini maksudnya: hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang dari oranng lain, namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian uswah dalam ayat-alqur'an.
 6.Metode Pemberin Ganjaran
Maksud metode ini adalah: pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku baik anak didik. Macam-macam ganjaran: pujian yang indah, imbalan materi/hadiah, doa, tanda penghargaan, wasiat pada orang tua.
 7.Metode Pemberian Hukuman
Metode ini keblikan dari metode pemberian ganjaran yang mana kelebihan dan kekuragannya hampir sama. metode ini adalah jalan terakhir dalam proses pendidikan 


8.Metode Sorogan
Inti metode ini adalah berlangsungnya proses belajar mengajar secara face to face, antara guru dan murid.
9.Metode Bandongan
Menurut zamarkhasy dhofier yaitu sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang membaca, menerangkan dan sering kali mengulas buku-buu islam dalam bahasa Arab.

10.Metode Mudzakarah
 Adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan bahan pelajaran dengan jalan mengadaka pertemuan ilmiah yang secara khusus membahas persoalan yang bersifat keagamaan, nama lainnya majmaal al-buhust. Mudzakarah di bedakan menjadi2: yaitu 1. mudzakarah yang diselenggarakan oleh sesam santri untuk membahas suatu msalh, 2. mudzakarah yang dipimpin oleh seorang kyai, dimana hasil mudzakarah diajukan untuk dibahas dan dinilai dalam suatu seminar.

11.Metode Kisah
Suatu cara dalam menyampikan suatu materi pelajaran dengan menutuurkan materi pelajran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaiman terjadinya sesuatu hal yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan belaka. Metode kisah didunia pendidikan yang tidak diragukan kebenaranny adalh yaitu: Qur'ani dan kisah nabi.

 12.Metode Pemberian Tugas
Dimana guru memberikan sejumlah tugas terhadap murid muridnya untuk mempelajari sesuatu , kemudian mereka disuruh untuk mempertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru bisa berbentuk memperbaiki, memperdalam, mengecek, mencari informasi, atau menghafal pelajaran. Metode Sosio-Drama : yaitu suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk Metode 13.Simulasi : penekanan dalam metode simulasi adalah pada kemampuan siswa untuk berimitasi sesuai dengan objek yang diperankan. Dan pada titik finalnya siswa mampu untuk mendapatkan kecakapn bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi yang sebenarnya. 

 14.Metode Kerja Lapangan 
Yaitu merupakan suatu cara mengajar yang bertujuan memberikan pengalaman kerja nyata bagi anak didik diluar kelas ( dimana saja bisa). Metode ini hakekatnya merupakan penyempurnaan dari metode kerja kelompok, karya wisata, dan eksperimen, bahkan tanya-jawab

15.Metode Demonstrasi 
Adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatakan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa. Dapat digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran fikih. Langkah-langkah penerapan metode demonstrasi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

 16.Metode Kerja Kelompok 
Istilah kerja kelompok memgandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi kedalam beberapa kelompok besar maupun kecil yang didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama. [2]

D. Sarana Prasarana Pendidikan Islam
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang secara langsung dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efesien. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi dimanfaatkan secaralangsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
FUNGSI JENIS DAN SIFAT SARANA DAN PRASARANA
Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis atau sifatnya, yaitu:Pertama, Ditinjau dari fungsinya terhadap PBM. Sarana dan prasarana pendidikan ada yang berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan dan ada yang berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM. prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan), termasuk dalam prasarana pendidikan ini adalah tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, air, listrik,telepon, serta perabot/mobiler. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan media pendidikan.
Kedua, Ditinjau dari jenisnya.Fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media, dan sebagainya.Fasilitas nonfisik yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan ataumelancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, uang.
Ketiga, Ditinjau dari sifat barangnya.Sarana dan prasarana pendidikan dapat dibedakanmenjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas. Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkanmenjadi barang habis-pakai dan barang tak habis pakai.
1) Barang habis-pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu dipergunakan, dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi, seperti kapur tukis, tinta, kertas, spidol, penghapus, sapu dan sebagainya. (KeputusanMenteri Keuangan Nomor 225/MK/V/1971 tanggal 13 April 1971).
2) Barang tak-habis-pakai ialah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali serta tidak susutvolumenya semasa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap memerlukanperawatan agar selalu siap-pakai untuk pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer,mesin stensil, kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya.
Sedangkanbarang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atautidak bisa dipidahkan, seperti tanah, bangunan/gedung, sumur, menara air, dan sebagainya. 

SARANA DAN PRASARANA DALAM KONTEKS PENDIDIKAN ISLAM
Dalam al-Qur’an juga ditemukan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa pentingnya sarana dan prasarana atau alat dalam pendidikan.Makhluk Allah berupa hewan yang dijelaskan dalam al-Qur’an juga bisa menjadi alat dalam pendidikan. Seperti nama salah satu surat dalam al-Qur’an adalah an-Nahl yang artinya lebah. Dalam ayat ke 68-69 di surat itu Allah menerangkan yang artinya adalah sebagai berikut :
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Jelaslah bahwa ayat di atas menerangkan bahwa lebah bisa menjadi media atau alat bagi orang-orang yang berpikir untuk mengenal kebesaran Allah yang pada gilirannya akan meningkatkan keimanan dan kedekatan (taqarrub) seorang hamba kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW dalam mendidik para sahabatnya juga selalu menggunakan alat atau media, baik berupa benda maupun non-benda.Salah satu alat yang digunakan Rasulullah dalam memberikan pemahaman kepada para sahabatnya adalah dengan menggunakan gambar.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Hakim dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, ”Rasulullah membuatkan kami garis dan bersabda, ”Ini jalan Allah.” Kemudian membuat garis-garis di sebelah kanan dan kirinya, dan bersabda, ”Ini adalah jalan-jalan (setan).” Yazid berkata, ”(Garis-garis) yang berpencar-pencar.” Rasulullah SAW bersabda, ”Di setiap jalan ada setan yang mengajak kepadanya. Kemudian beliau membaca ayat Al-Qur’an (Q.S. al-An’am/6: 153).yang artinya adalah sebagai berikut :
Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) , karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
Hadis di atas terlihat jelas bahwa Rasulullah SAW menggunakan garis-garis sebagai alat pendidikan untuk menjelaskan apa yang ingin beliau sampaikan kepada para sahabatnya.[3]
Perlu pula ditegaskan bahwa dalam konteks pendidikan Islam, M. Arifin menyebutkan alat-alat pendidikan harus mengandung nilai-nilai operasional yang mampu mengantarkan kepada tujuan pendidikan Islam yang sarat dengan nilai-nilai.Nilai-nilai tersebut tentunya berdasarkan kepada dasar atau karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.
Dewasa ini, pengembangan sarana dan prasaranan pendidikan semakin pesat seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan Islam juga tetap melakukan berbagai inovasi termasuk dalam pengembangan penggunaan alat pendidikan sehingga membantu kelancaran proses pendidikan tersebut. Namun penggunaan alat tersebut mesti tetap berlandaskan kepada dasar-dasar pendidikan Islam dan mengacu kepada tujuan yang telah direncanakan


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
 Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu, kurikulum juga dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai pendidikan.
 Jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap.
 Pertimbangan-pertimbangan para ahli pendidikan Islam dalam menentukan atau memilih kurikulum adalah segi agama akhlak/budi pekerti dan berikutnya barulah dari segi kebudayaan dan manfaat.
Kurikulum itu didesain dengan mempertimbangkan:
·         Prinsip berkesinambungan.
·         Prinsip berurutan.
·         Prinsip integrasi pengalaman.

 Inti dari kurikulum adalah kehendak Allah. Maka, kesatuan pengetahuan dan pengalaman akan berpusat pada Allah, pengaturan kehidupan akan sesuai dengan kehendak Allah.

Metode pengajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasil tidaknya suatu prosess belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran. 

Secara garis besar metode mengajar dapat di klaifikasikan menjadi 2 bagian: Metode mengajar konvensional dan Metode mengajar inkonvesional. Metode-metode mengajar yang ada antara lain : metode pembiasaan,
metode keteladanan, pemberian ganjaran, metode pemberian hukuman,
metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode sorogan, metode bandonngan, metode mudzakarah, metode kisah, metode pemberian tugas, metode karya wisata, metode ekperimen, metode latihan, metode sosiodrama, metode simulasi, metode kerja lapangan, metode simulasi, metode kerja lapangan, metode demonstasi, metode kerja kelompok. 

sarana dan prasaranapendidikan Islam adalah semua perangkat atau fasilitas atau perlengkapan dasar yang secara langsung dan tidak langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan dan demi tercapainya tujuan pendidikan Islam, khususnya proses belajar mengajar. Kemampuan lembaga dalam memenuhi sarana dan prasarana, dan kemampuan guru dalam pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan merupakan faktor yang penting yang dapat menentukan keberhasilan dari proses belajar mengajar




[1] .www.scibd.com/doc/117743890/makalah-tujuan-dan kurikulum-pendidikan-islam

[2] Minwanuddin.wordfress.com/2012 makalah-metode-pendidikan-islam
[3] Berbagi bersama.blogsport.com/2012/08/makalah-kurikulum-pendidikan-islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar